SUARA CIREBON – Produksi batu bata merah di Desa Danawinangun, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon sampai saat ini masih tetap eksis dan menjaga kualitasnya.
Meskipun banyak produsen menggunakan mesin press, namun, para perajin di desa ini tetap memproduksi batu bata merah secara manual.
Salah satu perajin batu bata, Agus Supriana menjelaskan, keunggulan batu bata merah yang diproduksi di Desa Danawinangun adalah campuran bahan abu dan dedak padi. Selain itu, ukuran batu bata merah di sini juga lebih besar dan kuat dibandingkan dengan hasil mesin press.
“Para perajin tetap konsistensi dalam menjaga kualitas batu bata merah sehingga membuat perajin di wilayah Kecamatan Klangenan, terutama Desa Danawinangun, tetap eksis dan bertahan sejak tahun 1980-an,” kata Agus, Kamis, 2 Mei 2024.
Dia menjelaskan, untuk seribu batu bata merah, perajin di Desa Danawinangun biasanya menjual dengan harga sekitar Rp1.100.000, namun, harga tersebut masih fluktuatif disesuaikan dengan kondisi bahan baku, jumlah produksi, serta biaya pengiriman.
Para perajin juga menjamin bahwa batu bata merah yang diproduksi ini lebih kuat dan besar karena adanya campuran bahan lain dan proses pembakaran yang matang hal ini membuat kualitas batu bata merah ini tahan terhadap berbagai kondisi cuaca.
Agus menyebut, perbedaan batu bata di sini dengan di tempat lain banyak sekali, mulai dari cara pembuatannya, kalau daerah lain itu dengan dipress menggunakan mesin tetapi kalau di sini masih menggunakan cara tradisional tidak menggunakan mesin.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.