SUARA CIREBON – Pegi alias Perong dengan tegas membantah kalau dirinya terlibat pembunuhan Vina dan Eky di tahun 2016 lalu.
Bahkan Pegi sampai berani mengangkat sumpah “Demi Allah”. Meski demikian, melihat gelagatnya, Pegi menyatakan siap mati sahid jika harus jadi tumbal dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Bantahan Pegi itu disampaikan kuasa hukumnya, Sugianti Iriani, SH yang mendampingi Pegi saat diperiksa di Polda Jabar.
Iriani juga mengungkapkan kalau Pegi sama sekali tidak mengenal baik Vina maupun Eky.
Pegi mengatakan kalau dirinya selama ini di Bandung itu bukan bersembunyi atau lari dari kejaran polisi, namun dia bekerja untuk membantu orang tua menghidupi adik-adiknya.
“Saya sangat yakin, Pegi tidak terlibat kasus ini. Dia tidak kenal Vina dan Eky. Selama ini dia di Bandung bekerja untuk membantu orang tua menghidupi tiga adiknya,” tutur Iriani.
Iriani menjelaskan, sebagai kuasa hukum Pegi, ia ikut mendampingi saat Pegi diperiksa di polda Jabar setelah ditangkap Polda Jabar.
Iriani mengaku telah bertemu Pegi. Ia pun sempat banyak bicara dengan Pegi terkait kasus pembunuhan Vina dan Eky.
“Pegi mengaku tidak mengenal Vina maupun Eky. Dia sampai angkat sumpah Demi Allah,” tutur Iriani.
Iriani juga mengungkapkan pesan yang mengharukan dari Pegi sebelum dirinya kembali ke Cirebon.
“Pegi sempat minta maaf kalau nanti tidak ada umur. Seandainya Pegi mati, Pegi mati sahid karena jadi tumbal kasus ini,” tutur Iriani.
Iriani juga mengungkapkan kalau Pegi selama ini bekerja untuk menambah mencari nafkah keluarga menghidupi tiga adiknya.
“Ia putra sulung dari sebuah keluarga miskin,” tutur Iriani.
Iriani mengungkapkan kalau Pegi selama ini hidup dengan penuh tekanan. Terutama sejak polisi datang ke rumahnya pada tahun 2016 atau 8 tahun lalu saat peristiwa terkait Vina dan Eky.
“Polisi pernah datang tahun 2016 lalu mencari Pegi. Bahkan sempat menyita dua sepeda motor milik Pegi dan adiknya. Sampai hari ini masih diamankan oleh kepolisian,” tutur Iriani.
Iriani mengungkapkan, Pegi dan keluarganya hidup di bawah tekanan psikologis luar biasa karena tiba-tiba dituduh sebagai pembunuh Vna dan Eky.
“Pegi itu sehari-harinya kuli bangunan. Keluarganya di bawah tekanan begitu namanya disebut-sebut, apalagi sebagai otak pembunuhan. Ini orang kecil yang tidak berdaya,” tutur Iriani.
Iriani juga mengungkapkan penyesalan kepada pihak kepolisian saat melakukan penggeledahan tanpa memberitahu dirinya selaku kuasa hukum.
“Seharusnya polisi memberitahu dulu ke kuasa hukum. Saya saat polisi menggeledah sedang mendampingi Pegi di Polda Jabar,” tutur Iriani.
Iriani terpikirkan untuk melakukan pra peradilan terhadap apa yang dialami kliennya Pegi alias Perong.
“Bukan tidak mungkin kami akan pra peradilan,” tutur Iriani.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.