SUARA CIREBON – Percepatan atau akselerasi penurunan angka stunting di Kabupaten Cirebon harus sinergi dan menyeluruh.
Upaya mengejar target nasional pun harus makin dipacu. Mesti ada percepatan agar penurunan angka stunting bisa lebih cepat tercapai.
Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, mengungkapkan perlunya akselerasi saat menghadiri kegiatan penilaian kinerja 8 aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi di Kabupaten Cirebon tahun 2024.
Kegiatan penilaian tersebut berlangsung di Ruang Suparman, Kantor Bappelitbangda Kabupaten Cirebon, pada Jumat 31 Mei 2024.
Wahyu Mijaya menyatakan, penurunan stunting menjadi salah satu “major project” dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 guna mencapai misi “SDM Unggul, Indonesia Maju.”
Menurutnya, permasalahan stunting yang multidimensi ini, di Kabupaten Cirebon membutuhkan sinergi semua pihak.
Wahyu Mijaya mengingatkan bahwa stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi ada dampak jangka panjang pada perkembangan kognitif, motorik dan sosial anak.
Anak yang mengalami stunting, beresiko lebih tinggi mengalami keterlambatan belajar, mudah sakit, dan memiliki produktifitas yang rendah di masa depan.
“Stunting ini sebagai ancaman terhadap generasi penerus bangsa,” jelas Wahyu Mijaya.
Pemkab Cirebon dinilai sangat serius melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting sebesar 14% di tahun 2024.
Dibuktikan dengan diterbitkannya SK Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), mulai dari tingkat kabupaten sampai tingkat desa/kelurahan.
Merujuk hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi stunting di Kabupaten Cirebon meningkat 4,3%, dari sebelumnya 18,6% di tahun 2022, menjadi 22,9% di tahun 2023.
“Meski angka capaian meningkat, tetapi kita harus tetap berupaya menurunkan angka stunting sesuai target nasional 14% di tahun 2024,” tutur Wahyu Mijaya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.