SUARA CIREBON – Sejak 13 tahun lalu pemerintah terus mendorong penggunaan pupuk organik karena dinilai lebih ramah lingkungan dan dapat menjaga kesuburan tanah.
Hal itu dilakukan, karena penggunaan pupuk kimia yang masif hingga saat ini, telah menyebabkan sebagian besar tanah di lahan persawahan sakit.
Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Tanah mencatat, dari total 928.218 hektare tanah sawah yang ada di Jawa Barat, sebanyak 88 persen dalam kondisi sakit, termasuk di Kabupaten Cirebon.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Yuningsih mengatakan, kondisi tanah yang sakit dari mulai sakit ringan, sedang hingga sakit berat itu, disebabkan karena masifnya penggunaan pupuk kimia.
“Termasuk Kabupaten Cirebon, kerusakannya maksimal,” ujar Yuningsih saat ditemui di Cirebon, Jumat, 14 Juni 2024.
Menurut Yuningsih, kondisi tanah sawah yang sakit tersebut telah berdampak pada kurangnya produktivitas padi di Jawa Barat.
Saat ini, produktivitas maksimal padi di Jawa Barat hanya 5,7 ton per hektare. Angkanya masih tidak beranjak naik ke 6 ton per hektare.
Karena itu, pemerintah tengah mengembangkan penggunaan pupuk organik yang telah didorong sejak 13 tahun silam. Yuningsih menyebut, dari total 928.218 hektare sawah di Jawa Barat, baru sekitar 7.000 hektare yang sudah menggunakan pupuk organik.
Padahal, ada beberapa kelebihan yang didapat para petani ketika menggunakan pupuk organik, jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Diantaranya, dapat menjaga kualitas tanah. Selain itu, semakin lama menggunakan pupuk organik, maka produktivitas akan semakin meningkat.
“Bahkan produk yang dihasilkan yaitu beras, itu sudah pasti aman. Kemudian nilai nutrisinya juga tinggi, dan ramah lingkungan juga,” kata politisi PKB itu
Ia mengatakan, saat ini Komisi V DPRD Jawa Barat tengah menyusun rancangan peraturan daerah (Raperda) Provinsi Jawa Barat terkait pertanian organik.
Dimana, pansus 5 DPRD Jawa Barat turun ke terjun langsung menemui petani di Jawa Barat untuk mengetahui pelaksanaan pertanian organik.
Dari hasil dari kunjungan ke petani, imbuh Yuningsih, diketahui ada kendala utama yang menghambat pelaksanaan pengembangan pupuk organik, yakni sumber air. Hal itu terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat yang mengalami permasalahan sama.
Pihaknya pun mengupayakan penanganan masalah tersebut agar segera mendapatkan solusinya. “Tentunya agar produktivitas padi meningkat,” terangnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.