SUARA CIREBON – Puluhan mahasiswa Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Cirebon Raya kembali menggelar aksi unjuk rasa, menuntut penuntasan kasus kematian Vina dan Eki dilakukan secara transparan dan objektif, Rabu, 19 Juni 2024.
Peserta unjuk rasa tidak hanya mahasiswa dari wilayah Cirebon Raya, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Dalam aksi yang kedua kali ini, mahasiswa memblokir Perempatan (lampu merah, red) Kejaksan yang merupakan salah satu akes menuju Markas Polres Cirebon Kota. Mahasiswa membentuk lingkaran menutup semua akses lampu merah, sambil membentangkan bendera merah putih.
Akibat pemblokiran itu, seluruh arus lalu lintas dari empat arah di salah satu jantung Kota Cirebon itu macet total.
Mahasiswa juga membentangkan spanduk bertuliskan “Masih Percaya Polisi”. Sebuah kalimat yang menyindir instusi Polri, terutama Polres Cirbon Kota (Polres Ciko) yang dinilai tidak profesional dalam penanganan kasus kematian Vina dan Eki.
“Sampai 8 tahun ini, kasus Vina masih belum tuntas, masih percaya kah dengan polisi?” seru salah satu orator dalam aksi tersebut.
Setelah berorasi sambil memblokir perempatan Kejaksan selama kurang lebih satu jam, rombongan mahasiswa pun bergerak ke depan Mako Polres Ciko.
Di tempat itu, mahasiswa kembali berorasi dan membakar ban bekas. Mahasiswa Permahi meneriakan agar Polri bersikap profesional dan tidak menutu-nutupi dugaan kekeliruan anggotanya dalam penanganan kasus kematian Vina dan Eki.
“Kita menuntut transparansi dan profesionalitas jajaran Polres Ciko dalam penanganan kasus kematian Vina dan Eki. Ada aroma, orang-orang kecil seperti kuli bangunan bakal dijadikan tumbal untuk menutupi kekeliruan oknum anggota Polri,” tutur mahasiswa.
Di depan gerbang Markas Polres Ciko, mahasiswa berusaha merangsek masuk ke halaman, namun tertahan di pintu gerbang. Puluhan anggota Polres Ciko berjaga-jaga di depan pintu gerbang. Menahan mahasiswa yang memaksa akan masuk. Terjadi aksi saling dorong.
Mahasiswa menuntut bisa bertemu dengan Kapolres Ciko, AKBP Muhammad Rano Hadiyanto. Namun mereka dibuat kecewa karena kapolres tidak bisa ditemui.
“Kami minta berdialog dengan Pak Kapolres. Tapi lagi-lagi selalu enggan. Ada apa ini. Kami minta kasus kematian Vina dan Eki jangan ditutup-tutupi. Jangan korbankan rakyat kecil hanya untuk menutupi gengsi institusi yang tercoreng karena ulah oknum-oknumnya,” tutur mahasiswa.
Koordinator lapangan aksi unjuk rasa, Gimnastiar mengatakan, mahasiswa yang datang ke Markas Polres Cirebon Kota datang dari Bandung, Tasikmalaya, Garut dan wilayah Cirebon Raya.
Namun, pihaknya sangat kecewa karena gagal bertemu dengan Kapolres Cirebon Kota, AKBP Muhammad Rano Hadiyanto untuk kedua kalinya.
“Kami sudah datang dua kali ke Mako Polres Cirebon Kota, tapi Kapolres tidak menemui kami. Ada apa ini? Instruksi Presiden saja tidak didengar,” ujar Gimnastiar.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.