SUARA CIREBON – Kota Cirebon menjadi salah satu dari lima kota se-Indonesia, yang ditunjuk menjadi pilot project program pembangunan infrastruktur sanitasi kerja sama dengan Pemerintah Australia.
Hal itu terungkap dalam kegiatan lokakarya penyusunan visi strategis air limbah domestik bertajuk “Pelibatan Pemangku Kepentingan Kota Cirebon” yang digelar Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setempat, Rabu, 19 Juni 2024.
Lokakarya tersebut, merupakan program Sanitation Infrastructure and Institutional Support (SIIP) dari Kemitraan Indonesia–Australia untuk Infrastruktur (KIAT).
Penjabat (Pj) Wali Kota Cirebon, H Agus Mulyadi mengatakan, lokakarya penyusunan visi strategis air limbah domestik menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan pemetaan strategi terhadap akses capaian sanitasi yang layak dan aman di Kota Cirebon.
“Ada 5 kota di Indonesia yang jadi pilot program, ada Padang, Banda Aceh, Cirebon, Gorontalo dan Banjarmasin. Kita juga sudah melakukan MoU dengan Dirjen Cipta Karya (Kementerian PUTR, red),” kata Agus.
Agus menjelaskan, Kota Cirebon telah memulai pengelolaan air limbah domestik sejak tahun 1990, yakni proyek sanitasi yang pendanaannya dibantu Pemerintah Swiss melalui Cirebon Urban Development Project (CUDP).
Sementara pada pelaksanaan pembangunan infrastruktur sanitasi kali ini, pendanaannya akan dibantu melalui dana hibah dari Pemerintah Australia.
“Ini merupakan rencana jangka menengah yaitu 5 tahun kedepan, nantinya dari program ini akan ada penugasan apakah dari PDAM lagi atau memang harus ke DPUTR,” tuturnya.
Agus mengungkapkan, perwakilan Australia telah merekomendasikan model yang akan diterapkan seperti Kota Solo dan juga Palembang.
“Untuk Kota Solo sendiri memiliki karakteristik yang sama dengan Kota Cirebon, Palembang saat ini sudah baik,” ujarnya.
Hibah dari pemerintah Australia tersebut sudah dibuktikan oleh 22 kabupaten/kota yang terpilih dalam program hibah Percepatan Pembangunan Sanitasi (P2S) yang disalurkan melalui Kementerian Pekerjaan Umum.
Besaran hibah P2S ini bervariasi mulai dari Rp500 juta hingga Rp4,8 miliar tergantung pada kebutuhan dan ketersediaan dana masing-masing daerah.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.