SUARA CIREBON – Puluhan Rumah Sakit (RS) swasta berdiri di wilayah barat Kabupaten Cirebon. Kondisi tersebut membuat persaingan antar RS sangat ketat.
Ketatnya persaingan tersebut dirasakan semua rumah sakit, tak terkecuali RS milik Pemerintah Daerah (Pemda) yakni RSUD Arjawinangun.
Direktur RSUD Arjawinangun, dr H Bambang Sumardi menyampaikan, pihaknya sangat merasakan adanya persaingan yang begitu ketat dengan puluhan RS swasta yang ada di wilayah barat Kabupaten Cirebon.
Pasalnya, posisi RSUD Arjawinangun saat ini dikepung 10 RS swasta yang semuanya menyelenggarakan pelayanan yang sama, yakni BPJS.
“Artinya, terjadi persaingan yang begitu ketat di wilayah barat ini, karena ada 10 RS swasta dan semuanya sama melaksanakan pelayanan BPJS,” ujar Bambang Sumardi, Sabtu, 22 Juni 2024.
Namun, diakui Bambang, kondisi tersebut telah memacu pihaknya untuk terus meningkatkan pelayanan, terutama dalam kualitas atau mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
“Untuk meningkatkan mutu pelayanan ini, berbagai usaha kami lakukan. Dan kami juga berkomitmen untuk membuka akses seluas-luasnya kepada masyarakat dalam mengakses RS Arjawinangun,” kata Bambang.
Kendati demikian, upaya meningkatkan mutu pelayanan tersebut bukan tanpa kendala. Bahkan Bambang menyebut, kendala yang dihadapi RSUD Arjawinangun cukup banyak.
“Salah satu kendalanya adalah kuota BPJS sementara ini sedikit tersendat,” paparnya.
Beruntung, RSUD Arjawinangun menjadi rumah sakit yang dipilih Kemenkes RI untuk memberikan pelayanan KJSU atau kanker, jantung, stroke, dan uronefrologi. KJSU merupakan program yang diluncurkan oleh Kemenkes untuk penanganan kasus- kasus kanker, jantung, stroke dan uronefrologi.
Program tersebut dinilai bakal lebih memperluas jangkauan pelayanan yang ada di RSUD Arjawinangun. Sehingga, hal itu nantinya akan membuat RSUD Arjawinangun mampu bersaing dengan puluhan rumah sakit yang ada di sekelilingnya.
“Mulai 2025 nanti akan banyak alat kesehatan yang turun ke RSUD Arjawinangun didrop dari Kemenkes langsung,” terangnya.
Selain itu, RSUD Arjawinangun juga ditunjuk sebagai rumah sakit penyelenggara pelayanan madya untuk Kabupaten Cirebon. Penyelenggara pelayanan madya merupakan salah satu program Kemenkes yang mendorong rumah sakit meningkatkan pelayanan mulai dari kategori paripurna, utama hingga kategori pelayanan madya.
Bambang menjelaskan, melalui program tersebut Kemenkes menunjuk satu rumah sakit di setiap kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pelayanan madya.
“Di Kabupaten Cirebon yang ditunjuk adalah RSUD Arjawinangun. Artinya ini adalah kesempatan untuk membuktikan diri bahwa RSUD Arjawinangun mampu mengemban tugas-tugas tersebut,” tegasnya.
Bukan hanya itu, RSUD Arjawinangun juga akan berupaya mengembangkan pelayanan unggulan seperti pelayanan trauma dan infeksi dengan membangun trauma center dan infeksi center. Bahkan, saat ini pelayanan ke arah tersebut sudah dipersiapkan karena RSUD Arjawinangun sudah memiliki dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis jiwa dan dokter spesialis bedah syaraf.
“Kami punya dokter spesialis bedah syaraf, dokter spesialis ortopedi, dokter spesialis jiwa dan semuanya ditujukkan untuk menuju ke trauma center. Artinya kami memperkuat IGD, ICU dan bedah sentralnya,” papar Bambang.
Semangat peningkatan pelayanan tersebut juga ditularkan kepada para pegawai RSUD Arjawinangun melalui momen perayaan HUT Ke-45 RSUD Arjawinangun yang digelar pada Sabtu (22/6/2024) kemarin.
Menurut Bambang, acara tersebut sengaja digelar untuk membangkitkan semangat pegawai RSUD Arjawinangun agar tetap komitmen, bersatu, berintegritas untuk lebih memajukan rumah sakit.
“HUT ke-45 RSUD Arjawinangun ini sebagai ajang introspeksi atas tugas dan kewajiban yang diemban Rumah Sakit Arjawinangun dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.