SUARA CIREBON – Pj Bupati Cirebon, H Wahyu Mijaya turut menanggapi penggunaan nama aplikasi Sipepek yang menjadi sorotan publik.
Ia meminta semua pihak untuk bisa memahami kata Sipepek dari sisi penulisan dan pelafalannya. Meskipun dari sisi penulisan terlihat sama, lanjut Wahyu, namun dari sisi pelafalannya berbeda.
“Yang harus sama-sama kita pahami, penulisannya mungkin sama, tapi pelafalannya berbeda. Sipepek itu artinya lengkap, ini kan menggunakan bahasa kita (Cirebon, red). Kemudian penggunaannya juga di Cirebon,” ujar Wahyu Mijaya, Rabu, 17 Juli 2024.
Ia juga meminta masyarakat sama-sama menghargai bahasa, akar budaya semua daerah di Indonesia.
“Intinya kita memiliki perbedaan bahasa di Indonesia ini, kita harus sama-sama menghargai itu,” kata Wahyu.
Karena itu, Wahyu memastikan pihaknya tidak akan mengganti nama aplikasi tersebut. Bahkan, fitur-fitur di aplikasi Sipepek akan dilengkapi. Wahyu menyebut, pihaknya bakal melakukan peningkatan versi dengan melengkapi fitur-fiturnya.
“Ketika kita lengkapi, bisa jadi namanya menjadi berubah. Jadi bukan tentang mengganti itu, tapi lebih karena ada peningkatan beberapa fitur yang lain,” paparnya.
Sebelumnya, pegiat Budaya Cirebon, Chaidir Susilaningrat mendukung penggunaan kata Sipepek pada aplikasi yang diluncurkan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon.
Menurut Chaidir, penggunaan kata pepek memiliki arti baik dan sebagai upaya mempertahankan bahasa asli Cirebon. Dalam bahasa Cirebon, pepek memiliki arti lengkap atau semuanya ada.
“Sebenarnya bagus, itu bahasa asli Cirebon yang artinya lengkap,” kata Chaidir.
Selaku pegiat budaya Cirebon, Chaidir mendukung pemilihan kata yang digunakan dalam aplikasi Sipepek oleh Dinsos Kabupaten Cirebon.
Chaidir meminta kepada semua pihak untuk bisa menghargai masing-masing bahasa daerah yang memang perlu dipertahankan. Ia menilai, kata pepek yang mendapat sorotan masyarakat luas tersebut, karena banyak pihak yang menyerapnya dengan menggunakan bahasa dari daerah lain, sehingga mengandung seksisme.
“Dianggap aneh karena banyak yang menilai dari arti bahasa daerah lain sehingga dinilai mengandung pronografi. Padahal kalau di Cirebon, kata pepek itu artinya lengkap,” terangnya.
Ia juga meminta kepada semua pihak untuk bisa menghargai bahasa dari masing-masing daerah, terutama bahasa Cirebon. Penggunaan nama Sipepek untuk aplikasi pelayanan dari Dinsos tersebut, juga memiliki arti yang bagus.
Terlebih, kata pepek bukan hanya sebatas akronim dalam aplikasi tersebut. Melainkan juga menjelaskan bahwa fungsi aplikasi tersebut memiliki fitur lengkap dengan menyediakan layanan kesejahteraan yang komprehensif dan inklusif bagi seluruh masyarakat.
Ia menyebut, huruf ‘E’ dalam bahasa daerah mempunyai pelafalan yang berbeda. Karena itu, ia meminta agar tidak dipelintir dengan arti kata yang aneh-aneh.
“Pemda harus mempertahankan kata pepek itu dalam aplikasi, tapi harus juga menjelaskan makna pepek secara lengkap dan utuh agar tidak salah kaprah,” jelasnya.
Aplikasi Sipepek merupakan sistem pelayanan program penanggulangan kemiskinan dan jaminan kesehatan warga kurang mampu yang disiapkan Dinsos Kabupaten Cirebon.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.