SUARA CIREBON – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon mendapat kehormatan besar sebagai tuan rumah peringatan ke-31 Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2024.
Selain itu, Pemkab Cirebon menerima gelar sebagai “Bapak dan Ibu Asuh Anak Stunting” dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat.
Gelar tersebut diterima Pemkab Cirebon pada acara Malam Anugerah Bangga Kencana dan Penggalangan Komitmen Mitra yang digelar dalam rangka Harganas Jawa Barat di Hotel Aston Cirebon, Sabtu, 20 Juli 2024 malam.
Acara ini dihadiri Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Fazar Supriadi Sentosa, kepala daerah se-Jabar dan unsur Forkopimda serta Para Kepala DPPKB se-Jabar.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, H Wahyu Mijaya mengatakan, pihaknya sedang berupaya mengoordinasikan langkah-langkah penanganan stunting bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan internal pemerintahan.
Menurut Wahyu, langkah tersebut dimaksudkan agar semua pihak dapat berperan sebagai bapak dan ibu asuh bagi anak-anak yang mengalami stunting.
“Dengan berbagai langkah ini, kami berharap kasus stunting di Kabupaten Cirebon dapat semakin berkurang dan mencegah munculnya kasus stunting baru,” kata Wahyu.
Ia mengatakan, terpilihnya Kabupaten Cirebon sebagai lokasi penyelenggaraan Harganas tingkat Jawa Barat ini tidak hanya berdampak pada penanganan stunting, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Cirebon.
“Menjadi tuan rumah membawa banyak hal positif bagi Kabupaten Cirebon,” ujar Wahyu.
Wahyu menegaskan, Pemkab Cirebon berkomitmen untuk mengoptimalkan berbagai langkah penanganan stunting sejalan dengan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Di kesempatan yang sama, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengatakan pentingnya peran keluarga sebagai pondasi utama untuk mencapai kemajuan bangsa.
“Bapak Presiden RI selalu menyampaikan, bahwa keluarga adalah pondasi utama untuk mencapai kemajuan bangsa,” kata Hasto.
Ia mengatakan, BKKBN juga tengah mengembangkan indeks pembangunan keluarga yang mengukur tiga dimensi, yakni ketentraman, kemandirian, dan kebahagiaan.
Secara nasional, menurut Hasto, indeks ketentraman berada di skor hampir 60, indeks kemandirian di skor 52,49, dan indeks kebahagiaan disebut tertinggi.
Untuk Provinsi Jawa Barat, indeks kebahagiaan berada di angka 70,85, sementara indeks kemandirian di angka 51, dan indeks ketentraman di angka 58.
“Data yang ada jadi acuan kami dalam melakukan intervensi pencegahan stunting di Jabar. Dalam penanganan stunting dibutuhkan intervensi yang konsisten dan masih agar tidak ada kasus stunting baru,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.