SUARA CIREBON – Direktur Utama (Dirut) RSUD Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, dr H Bambang Sumardi mengajukan pengunduran diri secara mendadak dengan alasan kesehatan.
Bambang menjelaskan, pengajuan pengunduran diri tersebut baru disampaikannya secara lisan kepada Pj Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya dan Sekda Kabupaten Cirebon, Hilmi Rivai.
Namun, Bambang meyakini, pengajuan pengunduran dirinya ini bakal ditolak. Karena, selain baru disampaikan secara lisan, ia juga merasa masih dibutuhkan untuk memimpin manajemen dan pelayanan kesehatan di RSUD Arjawinangun.
“Alasan saya mengajukan pengunduran diri karena faktor kesehatan dan tidak ada desakan dari pihak manapun dan juga harus ada regenerasi dan perlunya pemimpin yang tegas dalam memimpin instansi besar seperti RSUD Arjawinangun,” ujarnya, Kamis, 1 Agustus 2024.
Kendati baru disampaikan secara lisan, Bambang menegaskan, dirinya sudah membulatkan tekad untuk mundur dari jabatan Direktur Utama RSUD Arjawinangun.
“Saya tegaskan bahwa pengunduran diri tanpa adanya desakan ataupun tekanan dari pihak manapun ini murni faktor kesehatan,” tandasnya.
Seperti diketahui, pengunduran diri ini bukan saja diajukan Dirut RSUD Arjawinangun. Tetapi, di waktu yang hampir bersamaan, Dirut RSUD Waled, dr Mohammad Luthfi pun mengajukan pengunduran diri.
Namun, berbeda dengan Bambang yang baru disampai secara lisan, pengajuan pengunduran diri Luthfi sudah diajukan ke BKPSDM Kabupaten Cirebon.
Sontak, pengunduran diri dua dirut dari rumah sakit plat merah ini menuai beragam reaksi.
Reaksi tersebut salah satunya dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Rudiana. Terkait hal ini, pihaknya mengaku bakal memanggil sejumlah pihak untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Meski tidak memiliki tendensi tertentu terkait mundurnya direktur RSUD Waled dan direktur RSUD Arjawinangun, kami menegaskan pentingnya keberlanjutan manajemen dua rumah sakit milik Pemkab Cirebon ini,” kata Rudiana kepada awak media, Rabu, 31 Juli 2024.
Rudiana pun mengaku enggan berspekulasi terkait kondisi di RSUD Arjawinangun yang disebutkan sulit bersaing dengan rumah sakit swasta.
“Kalau bangkrut sih sepertinya tidak ya, tapi jika pelayanan tidak ditingkatkan, maka akan kalah bersaing dengan beberapa rumah sakit swasta di wilayah itu,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai kabar adanya masalah internal di RSUD Arjawinangun, Rudiana mengaku belum memahami sepenuhnya. Apalagi, manajemen RSUD Arjawinangun dikabarkan semakin kacau.
Untuk itu, ia berjanji akan memanggil pejabat terkait dari RSUD Waled dan RSUD Arjawinangun dalam waktu dekat.
“Mundurnya direktur secara bersamaan tetap harus dipertanyakan. Apakah selama ini kepemimpinan mereka berhasil atau justru banyak masalah? Untuk itu, pihak terkait akan segera kami panggil,” tegas Rudiana.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.