SUARA CIREBON – Posisi Ketua Partai Golkar Indramayu Syaefudin berada dalam situasi sulit dan terjepit menyusul keluarnya rekomendasi untuk pasangan Bambang Hermanto – Kasan Basari sebagai calon bupati dan wakil bupati.
Syaefudin terjepit antara harus patuh terhadap keputusan partai terkait rekomendasi untuk Bambang Hermanto – Kasan Basari atau memilih tetap berpasangan dengan cabup Lucky Hakim sebagai cawabup Indramayu.
Jika Syaefudin memilih berpasangan dengan Lucky Hakim, maka otomatis tidak mengikuti keputusan Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia yang menunjuk Bambang Hermanto sebagai cabup Indramayuber pasangan dengan Kasan Basari, Ketua Gerindra Indramayu.
Syaefudin dinilai tidak patuh keputusan partai dengan memilih maju menjadi cawabup Indramayu berpasangan dengan Lucky Hakim lewat koalisi Nasdem dan PKS.
Sebaliknya, jika Syaefudin memilih loyal terhadap keputusan Golkar, maka pasangan calon (paslon) dengan Lucky Hakim dengan sendirinya batal.
Lucky Hakim, terbuka kemungkinan berpasangan dengan kader PKS lewat koalisinya dengan Nasdem yang berdasar putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memenuhi syarat untuk mengajukan paslon bupati dan wakil bupati Indramayu.
Menyusul keluarnya rekomendasi Golkar untuk Bambang Hermanto – Kasan Basari, peluang paslon Lucky Hakim – Syaefudin hanya lewat koalisi PKS dengan Nasdem.
Koalisi PKS dan Nasdem, dengan memanfaatkan putusan MK soal ambang batas (treshold) parpol, memenuhi syarat untuk bisa mengajukan paslon bupati dan wakil bupati sendiri.
Untuk Indramayu, berdasar putusan MK, syarat minimal (treshold) pencalonan paslon bupati dan wabup di Komisi Pemilihan Umum (KPU) 62 ribu suara. Sedangkan koalisi Nasdem dengan PKS, memiliki 105 suara.
Seperti diketahui, Ketum DPP Golkar yang baru hasil Munas XI Jakarta, Bahlil Lahadalia mengeluarkan rekomendasi cabup Indramayu kepada Bambang Hermanto, kader Golkar dan anggota DPR RI, yang berpasangan dengan Kasan Basari, anggota DPRD Jabar dan Ketua Gerindra Indramayu.
Koalisi Golkar dan Gerindra ini meruntuhkan Koalisi Indonesia Maju atau KIM Plus yang sempat dirintis sejak lama di Indramayu.
KIM Plus semula merupakan gabungan Golkar, Gerindra, Demokrat, PKS dan Nasdem. Kini koalisi tersebut berantakan.
Sebelum ada rekomendasi Bahlil Lahadila untuk paslon Bambang Hermanto – Kasan Basari, Demokrat lebih dulu pindah haluan dan memilih bergabung ke koalisi Merah – Hijau antara PDIP – PKB yang mengusung paslon Nina Agustina – Tobroni.
Belakangan, setelah adanya rekomendasi dari Bahlil Lahadalia, KIM Plus makin berantakan karena Golkar memilih berkoalisi dengan Gerindra, meninggalkan PKS dan Nasdem yang sebelumnya telah merekomendasikan paslon Lucky Hakim – Syaefudin.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.