SUARA CIREBON – Sapa ribuan warga Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, calon Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) spontan didatangi seorang ibu tua berusia di atas 60 tahun.
Kepada KDM pada acara “KDM Menyapa Jabar Istimewa” Rabu malam, 11 September 2024, Sang Ibu itu mengaku merupakan warga Bogor yang sehari-harinya berjualan di depan Gedung Sate, Kantor Gubernur Jabar di Kota Bandung.
Sang Ibu mengungkapkan kisah sedihnya. Hasil jualannya, lebih banyak dihabiskan untuk membayar uang kontrak tinggal di Bandung yang mahal.
Belum lagi, dengan penghasilan yang pas-pasan, Sang Ibu ini harus menanggung biaya adiknya yang mengalami gangguan jiwa (Orang Dalam Gangguan Jiwa, ODGJ).
“Tiap harus membeli obat, satu pil harganya sampai Rp.300 ribu. Kalau telat minum obat, ngamuk. Belajar dari Sang Ibu, saya akan memperhatikan nasib para ODGJ. Harus ada porsikhusus dari pemerintah untuk menyelesaikan problem ini,” tutur KDM.
KDM selama ini banyak menangani kasus tersebut hingga sembuh. Warga yang mengalami gangguan kejiwaan ia bawa ke Pesantren Cireok Purwakarta untuk diterapi dan bisa hidup normal kembali.
Di atas panggung, KDM juga bertemu Sang Ibu lain yang mengucapkan terima kasih karena sakit lumpuhnya telah sembuh setelah disarankan melakukan pengobatan tradisional sebagai alternatif ke Kang Haris di Purwakarta.
“Rupanya saran saya dilaksanakan, dan Si Ibu sembuh. Karena itu, ia berterima kasih. Dari Si Ibu, saya jadi kepikiran betapa pengobatan tradisional itu juga penting untuk diakomodasi dalam sistem pengobatan, minimal di Jabar,” tutur KDM.
KDM menginginkan agar pengobatan tradisional berkolaborasi dan masuk ke setiap rumah sakit yang ada di Jabar.
Dari dua kasus tersebut ada dua hal yang menjadi perhatiannya. Pertama adalah pengobatan yang bersifat medik dan kedua pengobatan tradisi.
“Gagasan saya ke depan pengobatan yang bersifat tradisional itu juga masuk di rumah sakit pemerintah, rumah sakit swasta yang digabung dengan pengobatan medik (modern),” ucapnya.
Menurut KDM, penyatuan sistem pengobatan itu dirasa penting karena di Jabar banyak pengobatan alternatif yang terbukti berhasil menyembuhkan warga. Sayangnya selama ini kurang mendapatkan perhatian.
“Di Indonesia kurang dihargai, di Singapura dan China rumah sakit melayani pengobatan medik dan tradisional, pasiennya selalu penuh bahkan banyak dari Indonesia. Kalau urusan sembuh, relatif, karena banyak juga pengobatan medik yang gagal,” ujar KDM.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.