SUARA CIREBON – Indikator Politik merilis hasil survei terbaru pada awal bulan September 2024 setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menutup batas waktu pendaftaran pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat untuk Pilkada Serentak 2024.
Hasil survei yang dilakukan pekan pertamabulan September 2024, untuk Pemilihan Gubernur atau Pilgub Jabar, terjadi ketimpangan dalam hal popularitas maupun elektabilitas pada masing-masing paslon cagub-cawagub Jabar.
Indikator Politik melihat tren yang konsisten pada hasil survei awal September 2024 pasca pendaftaran paslon di KPU dengan sebelum pendaftaran.
Untuk figur cagub Jabar, nama Dedi Mulyadi selalu menempati urutan tertinggi dibandingkan figur-figur cagub yang lain.
Tingginya popularitas dan elektabilitas Dedi Mulyadi, terutama setelah menerima limpahan suara dari para pendukung Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jabar pada Periode 2018-2023.
“Ada migrasi besar-besaran pemilih Ridwan Kamil setelah dipastikan sosok yang didukungnya tidak tampil di Jabar tetapi di DKI Jakarta,” tutur Burhanudin Muhtadi, Direktur Indikator Politik, Kamis 12 September 2024.
Indikator Politik menangkap, fenomena migrasi besar-besaran pendukung Ridwan Kamil itu ke Dedi Mulyadi yang secara kebetulan juga diusung oleh Golkar, partai tempat Ridwan Kamil berada.
“Dedi Mulyadi menerima limpahan suara dari migrasi pedukung Ridwan Kamil. Kebetulan tidak ada resistensi karena diusung juga oleh Golkar yang berkoalisi dengan Gerindra, partai tempat Dedi Mulyadi berasal,” tutur Burhanudin Muhtadi.
Hasil survei pasca pendaftaran KPU, terlihat jelas bagaimana migrasiu pendukung Ridwan Kamil menjatuhkan dukungan kepada Dedi Mulyadi, mantan Bupati Purwakarta yang juga anggota DPR RI tersebut.
“Fenomena ini membuat Dedi Mulyadi, harus diakui, dari temuan kami sangat merajai survei. Selisihnya sangat tinggi dibanding kandidat lainnya untuk Pilgub Jabar,” tutur Burhanudin Muhtadi.
Dari sisi popularitas, Dedi Mulyadi yang berpasangan dengan Erwan Setiawan memiliki tingkat keterkenalan mencapai 100 persen di Jabar.
Sedangkan untuk sisi elektabilitas, Dedi Mulyadi memiliki tingkat keterpilihan yang tak terkejar oleh cagub lainnya. Mencapai kisaran 77 persen.
“Kasus Vina Cirebon dimana Dedi Mulyadi sangat aktif melakukan advokasi, meski kami tidak membidik secara khusus, namun turut mempengaruhi popularitas dan elektabilitas. Bahkan untuk popularitas, dari kasus yang memperoleh perhatian luas masyarakat secara nasional ini, Dedi Mulyadi melampaui wilayah Jabar,” tutur Burhanudin Muhtadi.
Pasangan Cagub-Cawagub Jabar lainnya, menurut Burhanudin Muhtadi harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalan.
Paslon kedua menempati posisi teratas, ialah paslon Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yang diusung koalisi PKS dan Nasdem. Itupun untuk popularitas dan elektabilitas sangat jauh di bawah Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan, di kisaran 12 dan 11 persen.
Sedangkan dua paslon lainnya, Jeje Wiradinata- Ronald Suryapradja yang diusung PDIP, serta Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina yang diusung PKB, masih di bawah 3 persen baik popularitas maupun elektabilitas.
“Meski Dediu Mulyadi-Erwan Setiawan sangat tinggi, apakah dipastikan bisa memenangkan Pilgub Jabar. Belum tentu. Masih ada waktu sebulan lebih. Semuanya bisa terjadi dan bisa berubah,” tutur Burhanudin Muhtadi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.