SUARA CIREBON – Kekeringan di Cirebon.Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon mulai diguyur hujan. Namun hujan dengan intensitas rendah itu belum mampu menyelamatkan warga dari krisis air bersih.
Bahkan, krisis air bersih kini semakin meluas dan dialami masyarakat di 15 desa. Padahal, pekan sebelumnya jumlah warga terdampak kekeringan hanya terjadi di 10 desa.
Sub Koordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, peningkatan jumlah desa terdampak kekeringan terjadi dalam beberapa hari belakangan ini.
“Beberapa hari yang lalu ada 13 desa yang melaporkan krisis air bersih. Sekarang bertambah lagi menjadi 15 desa,” ujar Juwanda, Senin, 23 September 2024.
Menurut Juwanda, musim kemarau tahun ini masih akan terus terjadi sampai bulan Oktober mendatang. Sehingga, tidak menutup kemungkinan krisis air bersih di wilayah Kabupaten Cirebon akan terus meluas.
“Bisa jadi laporan permohonan bantuan air bersih akan bertambah. Jumlah desa yang melaporkan bisa bertambah lagi karena saat ini masih musim kemarau,” kata Juwanda.
Saat ini, imbuh Juwanda, BPBD Kabupaten Cirebon sudah menjadwalkan pengiriman bantuan air bersih sampai dengan akhir September 2024. Pendistribusian air bersih di bulan tersebut akan rutin dilakukan ke sejumlah tempat yang mengalami krisis air bersih.
Ia menjelaskan, warga yang terdampak kekeringan di wilayah Kecamatan Klangenan ada di Desa Slangit. Di Kecamatan Mundu, ada di Desa Mundu Mesigit, Mundu Pesisir, Pamengkang, Setupatok, dan Desa Banjarwangunan.
Sementara di Kecamatan Sedong, ada di Desa Sedong Kidul, Sedong lor, Karangwuni, Patapan, dan Desa Winduhaji. Di wilayah Kecamatan Kapetakan, ada Desa Karangkendal, dan Desa Dukuh. Kemudian di Kecamatan Gempol ada Desa Cupang dan di Kecamatan Tengahtani di Desa Dawuan.
Juwanda mengatakan, jika masyarakat masih membutuhkan bantuan air bersih, pihaknya akan terus menyuplai bantuan air bersih sampai akhir Oktober nanti.
“Kalau berkaca pada tahun kemarin, ya sampai akhir Oktober. Kita buat jadwal pengiriman sebulan sekali, karena ini masih dinamis,” ucapnya.
Meskipun berdasarkan prediksi dari BMKG, lanjut Juwanda, musim hujan akan terjadi pada bulan Oktober nanti. Untuk menghadapi masuknya musim hujan pada bulan tersebut, BPBD Kabupaten Cirebon pun telah menyiapkan regulasi terkait kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi yakni banjir, rob, puting beliung, tanah longsor dan lainnya.
“SK Bupati kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi kita siapkan mulai 1 November sampai 30 Juni 2024,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.