SUARA CIREBON – Malini Anggaresta, nama tersebut mungkin tak cukup populer jika dibanding para pesohor dari kalangan dunia olahraga.
Namun, gadis kelahiran Desa Karangsuwung, Kecamatan Karangsembung, Kabupaten Cirebon 19 tahun silam ini, pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Malini sukses meraih medali emas pada ajang World Karate Federation (WKF) Seri A tahun 2022. Sebagai peraih medali emas di kejuaraan dunia karate, prestasi Malini tentu tidak kaleng-kaleng.
Namun, siapa sangka di balik prestasi gemilangnya itu, tersimpan sejumlah kisah pilu yang jarang diketahui publik. Hal itu karena, meski lahir dan besar di Kabupaten Cirebon, Malini justru tak diakui sebagai atlet di daerah sendiri.
Sang kakak, Bayu Segara menuturkan, sebelumnya Malini tidak mengenal olahraga karate. Namun, saat duduk di bangku MTs 6 Cirebon, Malini mengenal karate sebagai kegiatan ekstrakurikuler (ekskul) yang diikutinya.
Setelah berlatih cukup lama, Malini pun mencoba mengikuti berbagai pertandingan open yang dilakukan secara virtual akibat pandemi Covid-19 kala itu. Tak disangka, di sejumlah pertandingan open tersebut, Mahalini berhasil meraih prestasi dari mulai juara 3 hingga juara 1.
“Cuma kalau untuk di Cirebon sendiri, (saat itu, red) nama Malini belum ada (dikenal luas, red),” kata Bayu Segara, Rabu, 9 Oktober 2024.
Mungkin karena saat itu belum punya prestasi, jadi tidak ada perhatian dari pihak sekolah atau pemerintah daerah. Hingga, seorang temannya mengajak Malini untuk berlatih di Majalengka.
“Mungkin karena Malini punya skill, kemampuan lumayan makanya pelatih juga senang melihat Malini, kayaknya skill yang dimiliki Malini bisa ngejar,” tutur Bayu diamini Malini.
Pelatih yang sekaligus ketua Institut Karate-Do Indonesia (INKA) Majalengka itu terus menempa Malini hingga kemudian memintanya untuk mengikuti kejuaraan Porda. Saat itu, Malini diminta untuk mengisi kekosongan dari slot beregu karena usia salah satu atletnya masih belum mencukupi.
“Sebenarnya beregu sudah ada tiga orang, cuma usia salah satu atletnya belum masuk, makanya dia (pelatih, red) minta Malini,” terangnya.
Ia menjelaskan, saat di Majalengka itulah prestasi Malini mulai naik. Dari sejumlah kejuaraan yang diikuti seperti Sirkuit Jabar, Porda, hingga kejuaraan sekaligus seleksi nasional, Malini mampu bertengger di posisi atas.
“Alhamdulillah prestasinya naik, di Porda juara dua, sebelum Porda juga banyak kejuaraan juga seperti seleksi nasional Malini juara tiga, sirkuit jabar juara satu,” jelasnya.
Dari sejumlah prestasi tersebut, Malini pun terpilih mengikuti World Karate Federation atau kejuaraan dunia mewakili Jawa Barat. Bahkan, di kejuaraan bergensi tersebut Malini bisa menembus final dan keluar sebagai juara.
Malini menambahkan, awalnya ia tak menyangka bakal menjuarai World Karate Federation seri A tahun 2022. Pasalnya, para peserta dari berbagai negara termasuk perwakilan lainnya dari Indonesia, merupakan atlet pelatnas senior. Sementara saat itu, Malini masih duduk di bangku kelas 12 SMKN I Mundu dan baru berusia 17 tahun atau masih junior.
“Mungkin sudah rejeki, dan memang usaha keras hasil mengikuti arahan dari pelatih sehingga bisa menjuarai itu. Padahal di final ketemu sama (atlet, red) pelatnas tapi alhamdulillah menang mewakili Jabar,” ujar Malini.
Tak hanya di dunia olahraga, Malini juga pernah bercita-cita menjadi tentara. Pada Juli 2024, ia mengikuti tes masuk tentara. Namun, mimpi itu harus pupus karena Malini gagal memenuhi syarat tinggi badan yang kurang dua sentimeter dari batas minimum.
“Saat tes, saya dinyatakan tidak lulus karena tinggi saya hanya 155 sentimeter, sedangkan batasnya 157 sentimeter,” katanya.
Meski sempat kecewa, Malini tak lantas menyerah. Ia memilih untuk melatih anak-anak karate di lingkungan tempat tinggalnya. Kisah Malini akhirnya sampai ke telinga Kuwu (kepala desa) Karangsuwung. Tersentuh oleh prestasi dan kegigihan Malini, sang Kuwu pun menawarkan bantuan yang tak disangka-sangka yakni beasiswa kuliah.
“Kepala desa menawarkan saya kuliah gratis. Alhamdulillah, tawaran itu saya terima dan sekarang sudah terdaftar di salah satu universitas di Cirebon. Saya akan mulai kuliah pada akhir bulan Oktober ini,” ujar Malini.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















