SUARA CIREBON – Sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon tercatat merupakan daerah rawan bencana hidrometeorologi yakni bencana akibat aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin, dan kelembapan.
Kondisi alam Kabupaten Cirebon yang ada di dataran tinggi dan rendah, menghadapi ancaman bencana alam yang beragam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya mengatakan, di dataran rendah, banjir menjadi ancaman rutin saat musim hujan.
Sementara di perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, longsor mengintai, menciptakan kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.
“Daerah rawan longsor seperti Kecamatan Beber dan Greged yang sering kali mengalami pergerakan tanah. Pergerakan tanah sering terjadi di wilayah tersebut,” ujar Deni Nurcahya, Minggu, 27 Oktober 2024.
Terkait fenomena tanah bergerak di Desa Beber yang belum lama ini menjadi sorotan publik, menurut Deni, hal itu masih dalam penelitian. Ia mengaku, BPBD belum mengetahui secara pasti penyebab fenomena pergerakan tanah di Desa Beber.
Namun, menurut Deni, struktur tanah berbukit dan tebing di wilayah tersebut memang rawan terhadap pergeseran.
“BPBD berencana melakukan asesmen lapangan dalam waktu dekat untuk memahami kondisi terbaru dan memetakan risiko secara rinci. Kami akan turun ke lapangan guna melakukan asesmen situasi terkini,” tambah Deni.
Sementara itu, Kuwu Desa Beber, Momon, mengakui bahwa fenomena tanah ambles ini adalah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya selama ia menjabat.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pihak terkait dan menunggu hasil analisis untuk menentukan langkah-langkah penanganan yang tepat,” pungkasnya.
Warga berharap pemerintah segera menyediakan solusi untuk mengatasi pergerakan tanah ini dan melindungi keselamatan mereka dari risiko kerusakan yang lebih besar di masa mendatang.
Diberitakan sebelumnya, Sejumlah rumah warga di RT 02 RW 07, Blok Pon, Desa Beber, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon mengalami retak-retak. Kerusakan sejumlah rumah warga tersebut akibat pergeseran (pergerakan) tanah yang terjadi dalam dua tahun terakhir ini.
Selain menyebabkan rumah retak-retak, pergeseran tanah juga berimbas pada amblesnya lahan pekarangan warga. Fenomena tersebut membuat warga yang terdampak merasa cemas.
Warga setempat, Andi mengatakan, pergeseran tanah di lingkungannya terjadi dalam dua tahun terakhir ini. Akibat kejadian tersebut pekarangan rumah miliknya ambles sekitar 3 meter.
“Kami sangat khawatir,” ujar Andi, Kamis, 17 Oktober 2024. Ia berharap, dampak kejadian tersebut bisa segera diatasi agar kerusakan tidak semakin parah. Salah satunya ialah dengan dilakukan pengurukan.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.