SUARA CIREBON – Panwascam Pekalipan, Kota Cirebon, mendatangi rumah orang tua murid SDN Pulasaren yang menerima pamflet dan stiker pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Cirebon nomor urut 3, Effendi Edo-Siti Farida.
Pasalnya, pamflet bergambar paslon Edo-Farida tersebut, diduga dibagikan di dalam kelas SD Pulasaren, di sela kegiatan belajar mengajar (KBM).
Hal itu dikemukakan, Ketua Panwascam Pekalipan, Agus Rahmat, saat ditemui wartawan, Selasa, 29 Oktober 2024.
“Langkah awal kami datangi dan menanyakan secara jelas siapa yang membagikan,” kata Agus.
Agus mengungkapkan, temuan kampanye di lingkungan pendidikan berawal dari laporan masyarakat. Pihaknya tetap akan mencari bukti lain untuk melengkapi data awal yang dilaporkan masyarakat.
“Ada tim yang sudah turun mencari tahu kebenarannya,” ujar Agus.
Pihaknya juga akan meminta keterangan dari kepala sekolah maupun wali kelas SD Negeri tersebut, untuk mengetahui, kronologis, adanya pembagian pamflet stiker salah satu paslon wali kota Cirebon oleh salah seorang murid kepada teman-teman sekelasnya.
“Belum dapat disimpulkan, apakah terjadi pelanggaran kampanye atau tidak. Ini baru langkah awal memintai keterangan. Untuk selanjutnya juga bisa saja kami akan memanggil tim kampanye dari paslon bersangkutan,” tandasnya.
Seperti diketahui, orang tua murid SDN Pulasaren Kota Cirebon, M Rivan Ramadhani, kecewa atas tindakan tim sukses salah satu paslon wali kota Cirebon yang diduga menggunakan cara tidak etis dalam berkampanye.
Ia menuturkan, kekecewaannya bermula saat anaknya yang masih duduk di kelas 2 SD, pulang sekolah membawa selebaran dan stiker bergambar pasangan calon nomor urut 3 Effendi Edo-Siti Farida (IDOLA).
Stiker bergambar Effendi Edo dan Siti Farida itu dibagikan kepada sekitar 20 sampai 25 murid di dalam kelas anaknya oleh ketua kelas, dengan pesan untuk memasangnya di rumah masing-masing.
“Yang saya pertanyakan, mengapa pihak sekolah tidak mengetahui adanya bahan kampanye atau alat peraga kampanye (APK) yang dibawa masuk oleh murid-murid. Saya curiga ada orang dewasa yang memanfaatkan anak-anak untuk melakukan kampanye gelap. Masa iya anak kecil paham soal beginian, kalau bukan dari orang dewasa yang mengajarkan,” katanya.
Dirinya menduga, tindakan anak kelas 2 SD yang membagikan pamflet dan striker paslon, dilakukan atas suruhan orang dewasa.
“Kalau anak saya terkena imbas negatif karena hal ini, saya tidak akan tinggal diam,” tegasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.