SUARA CIREBON – Casmari, Anak Buah Kapal (ABK) perusahaan Taiwan yang didiagnosa menderita sakit ginjal stadium 4 dan sempat di rawat di salah satu rumah sakit di Taiwan, akhirnya bisa pulang ke kampung halamannya di Desa Kalipasung, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, pada Rabu, 30 Oktober 2024 pagi.
Kisah Casmani sempat ramai di dunia maya, khususnya menjadi pembicaraan para Pekerja Migram Indonesia (PMI) yang tengah berada di negara Taiwan. Hal itu karena, Casmani ditemukan pingsan di jalan, sehingga harus mendapat perawatan medis di Taiwan
Setibanya di Cirebon, Casmani harus mendapatkan perawatan intensif demi penyembuhan penyakitnya.
Kuwu Kalipasung, Endi Supriyadi, mengungkapkan rasa syukur atas kepulangan Casmari di kampung halaman, meski dalam kondisi memerlukan perawatan intensif karena harus melakukan cuci darah setiap tiga hari sekali, akibat gagal ginjal stadium empat.
Endi berharap, Pemkab Cirebon melalui dinas terkait dapat memfasilitasi agar Casmari mendapatkan perawatan medis yang baik.
“Saya berharap agar ada perhatian dari Pemkab untuk perawatan Casmari yang didiagnosa gagal ginjal stadium empat dan harus cuci darah tiga hari sekali,” ungkap Endi.
Endi menjelaskan, Casmari berangkat ke Taiwan melalui jalur legal atau resmi. Namun, menurut dia, dikarenakan sesuatu hal yang mengakibatkan Casmari menjadi tenaga kerja ilegal. Hal ini yang sempat menjadikan posisi Casmani sangat rumit. Terlebih Casmani dalam kondisi sakit yang harus mendapatkan perawatan.
“Alhamdulillah meskipun di awal rumit, namun karena kekompakan tenaga kerja di Taiwan khususnya yang berasal dari Cirebon yang mengurus dan membantu Casmari, hingga akhirnya bisa pulang ke tanah kelahirannya di Desa Kalipasung,” ucapnya.
Sementara itu, Casmari mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas semua bantuan yang sudah diberikan teman-temannya selama berada di Taiwan, baik saat perawatan di rumah sakit hingga kepulangannya ke Indonesia.
Casmari pun mengapresiasi upaya Pemdes Kalipasung yang sudah berupaya semaksimal mungkin untuk membantunya, dengan melakukan berbagai macam pengurusan dokumen yang dibutuhkan agar dapat dirawat di rumah sakit.
“Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu saat di Taiwan hingga saya bisa kembali ke kampung halaman di Desa Kalipasung,” kata Casmani.
Dirinya berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk memfasilitasi pengobatannya. Pasalnya cuci darah yang harus dilakukan setiap tiga hari sekali, tentunya membutuhkan tidak sedikit biaya.
“Kalau telat cuci darah, badan tidak karuan rasanya, namun kalau rutin badan terasa enak, tapi dengan kondisi sekarang saya tidak bisa kerja yang berat-berat,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.