SUARA CIREBON – Kasus stunting di desa-desa wilayah utara Kabupaten Cirebon yakni di Kecamatan Gunungjati, Suranenggala dan Kecamatan Kapetakan mengalami penurunan.
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus stunting di tiga kecamatan tersebut mengalami penurunan. Penurunan angka stunting di tiga kecamatan tersebut, berdasarkan sejumlah data yang dipaparkan oleh para camat setempat.
Wahyu menekankan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat kecamatan perlu melakukan strategi yang berfokus pada upaya percepatan penurunan stunting dengan pola sidak (seleksi, dampingi, aksi) dengan melibatkan pentahelix yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, dunia usaha dan media massa.
Hal itu, menurut Wahyu, dimaksudkan untuk menumbuhkan gerakan gotong royong dalam penurunan stunting.
Wahyu menyebut, prevalensi stunting tahun 2023 menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) secara nasional sebesar 21,5 persen, sementara angka stunting Provinsi Jawa Barat sebesar 21,74 persen, lebih tinggi dari angka nasional.
“Sedangkan angka prevalensi stunting Kabupaten Cirebon tahun 2023 naik menjadi 22,9 persen, terjadi kenaikan angka stunting sebesar 4,34 yang sebelumnya sebesar 18,6 persen di tahun 2022,” ujar Wahyu Mijaya, usai rapat koordinasi TPPS kecamatan dan desa di Balai Desa Keraton, Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon, Rabu, 30 Oktober 2024.
Karena itu, menurut dia, diperlukan kerja keras dan upaya terus menerus untuk mencapai target penurunan angka stunting 14 persen di akhir tahun 2024.
Ia menegaskan, Pemkab Cirebon berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting di bawah angka 14 persen dengan kolaborasi dan sinergitas seluruh elemen melalui konvergensi kegiatan yang mengarah kepada terciptanya upaya-upaya strategis dan terarah dalam percepatan penurunan stunting.
Wahyu memastikan, pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama antara perangkat daerah, penanggung jawab layanan dengan sektor/lembaga, nonpemerintah dan masyarakat.
Karena, menurutnya, tugas dan upaya percepatan penurunan stunting tidak hanya menjadi tanggung jawab dinas terkait seperti Dinas Kesehatan, DPPKBP3A dan Bappelitbangda saja, melainkan tanggung jawab semua sektor termasuk sektor swasta, dan seluruh elemen masyarakat di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Wahyu juga menjelaskan, anggaran penanganan dan penurunan angka stunting tidak hanya bersumber dari APBD saja, melainkan bisa dari sumber lainnya seperti orang tua asuh anak stunting.
“Kalau ada bisa menjadi orang tua asuh silakan, karena dalam dua bulan, orang tua asuh bisa menaikkan kesehatan anak yang terkena stunting maupun anak berisiko stunting,” terangnya.
Kepala DPPKBP3A Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni menyampaikan, DPPKBP3A merupakan liaison officer (LO) untuk stunting di Kecamatan Gunungjati. Karenanya, Bidang Pengendalian Penduduk DPPKBP3A fokus dalam penanganan stunting di kecamatan tersebut.
“Sesuai SE Bupati Cirebon, semua dinas menjadi LO di masing-masing kecamatan, untuk kemiskinan ekstrem dan stunting ini kebetulan DPPKBP3A ini LO-nya di Kecamatan Gunungjati,” kata Eni.
Ia menjelaskan, semua pejabat di DPPKBP3A mulai dari subkor hingga kepala dinas menjadi orang tua asuh yang ada di Kecamatan Gunungjati secara sukarela. Dari orang tua asuh di dinasnya, anggaran yang terkumpul sebanyak Rp96 juta direalisasikan untuk mengintervensi 64 anak berisiko stunting.
“Satu anak itu mendapatkan Rp1,5 juta. Semuanya nanti diberikan setiap 10 hari sekali dengan melibatkan kader yang sudah diberikan pelatihan untuk Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan nanti kita pantau terus perkembangannya,” papar Eni.
Saat ini, pihaknya lebih fokus untuk penanganan anak berisiko stunting, agar tidak ada kasus stunting baru di Kabupaten Cirebon.
“Yang sudah kena stunting tetap mendapatkan perhatian, tetapi anak berisiko stunting kita lakukan intervensi khusus, karena kita tidak ingin adanya kasus stunting baru,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.