SUARA CIREBON – Memasuki bulan November 2024, tingkat elektabilitas masing-masing pasangan calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Barat makin bersaing ketat.
Paslon Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie yang diusung koalisi PKS dan Nasdem, terus mengejar elektabilitas Kang Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan yang diusung koalisi Gerindra, Golkar, Demokrat dan PAN.
Masih ada waktu sampai hari pencoblosan 27 November 2024 bulan ini, paslon Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie bakal habis-habisan untuk bisa mengejar tingkat elektabilitas KDM – Erwan.
Lembaga riset Ragaplasma Research bersama Jaringan Pegiat Literasi (JPI) merilis survei terbarunya terkait tingkat elektabilitas Pemilihan gubernur atau Pilgub Jabar tahun 2024.
Secara umum, kendati terus dikejar paslon Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie, tingkat elektabilitas pasangan calon KDM – Erwan Setiawan masih di atas.
Tidak hanya di atas Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie, elektabilitas KDM – Erwan Setiawan juga di atas dua paslon lainnya di Pilgub Jabar tahun ini.
Hasil survei JPI mengungkapkan, pasangan KDM – Erwan unggul sebesar 55 persen dari tiga pasangan lainnya.
Paslon Ahmad Syaikhu – Ilham Habibie sebesar 19,44 persen. Kemudian Jeje Wiradinata – Ronald Suryapradja 8,61 persen, dan Acep Adang Ruhiat – Gitalis Dwi Natarina 9,15 persen.
Survei dilakukan dua lembaga itu dimulai dari 1 – 27 Oktober 2024 di enam kabupaten dan kota.
Masing-masing Kabupaten Cirebon, Purwakarta, Bandung Barat, Bogor, serta Depok dan Kota Sukabumi.
Hasil survei dua lembaga yang merupakan terbaru akhir Oktober 2024 tersebut melibatkan 400 responden dari masing-masing kabupaten/Kota.
Peneliti JPI Muhammad Fadlan Ansori mengatakan, elektabilitas pasangan KDM-Erwan masih jauh di atas pasangan lain.
Menjelang pencoblosan yang kurang dari satu bulan ini, masyarakat akan sulit berubah. Tidak akan terpengaruh dengan apapun, termasuk isu-isu negatif yang menerpa tiap-tiap pasangan itu.
“Ini sudah relatif solid. Sudah suit berubah. Isu negatif tidak berpengaruh secara signifikan,” tutur Fadlan Ansori.
Pemilih di Jabar relatif sangat sulit untuk mengubah pilihan mereka, meski sempat muncul isu SARA untuk menggerus elektabilitas paslon tertentu.
Direktur Ragaplasma Research Romdin Azhar mengungkapkan hal senada. Isu negatif seperti misalnya serangan SARA, kalaupun merubah pilihan politik akan sangat kecil.
“Sangat kecil kemungkinan perpindahan pilihan politik jika meihat hasil survei terkini. Black campaigne yang muncul seperti isu SARA tidak akan berpengaruh terhadap soliditas pemilih yang sudah menentukan pilihannya,” tutur dia.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.