SUARA CIREBON – Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cirebon melalui rekanan tengah mengerjakan proyek peningkatan jalan Weru-Sarabau yang ada di Desa Wotgali dan Desa Gamel, Kecamatan Plered, sepanjang 518 meter.
Kepala Dinas PUTR Kabupaten Cirebon, Iwan Rizki mengatakan, proyek peningkatan jalan Weru-Sarabau sepanjang 518 meter tersebut, terbagi menjadi dua pekerjaan.
Sebelum dilakukan pekerjaan peningkatan jalan, lanjut Iwan, pihaknya harus melakukan pemasangan u-ditch (beton cor mutu tinggi berbentuk U, red) untuk gorong-gorong terlebih dahulu.
“Kegiatan di sana ada dua pelaksana, semuanya melakukan pengecoran, tapi harus ada pemasangan u ditch dulu,” kata Iwan Rizki, Rabu, 13 November 2024.
Menurut Iwan, kendala pada pekerjaan dengan panjang 400 meter tersebut, lantaran adanya pengecoran sepanjang 118 meter di lokasi yang sama. Sementara untuk pengecoran membutuhkan waktu sesuai umur maksimal rigid yakni 28 hari.
“Sekarang umurnya kan belum sampai, kalau dibuka malah rusak. Sehingga harus menunggu kering dulu baru bisa melakukan pengerjaan yang panjang 400 meter,” kata Iwan.
Ia mengatakan, kedua rekanan yang menggarap proyek tersebut melakukan kontrak yang sama. Namun pada pelaksanaannya, kedua rekanan ditengarai mempunyai hitungan tersendiri yang pada akhirnya menghambat kegiatan lainnya.
“Harusnya minimal pasang dulu u-ditch, selesaikan dulu itu, kemudian nyambung ke rigid. Jadi tidak ada pekerjaan yang terhambat,” tegasnya.
Kendati demikian, Iwan Rizki mengaku optimis pekerjaan peningkatan jalan di ruas jalan Weru-Sarabau yang menelan anggaran lebih dari Rp2,4 miliar itu selesai tepat waktu.
“Kita akan pantau terus, kami optimis selesai tepat waktu. Ini kan yang satunya, rigid sudah selesai, tinggal nunggu usia beton saja,” paparnya.
Sebelumnya, kondisi ruas jalan yang sedang diperbaiki tersebut dikeluhkan masyarakat Desa Gamel, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon. Pasalnya, proses perbaikan yang dimulai sejak Oktober 2024 lalu, tak kunjung selesai.
Sehingga, proyek yang sudah berjalan selama beberapa bulan tersebut membuat aktivitas sehari-hari masyarakat terganggu dan memengaruhi perekonomian warga sekitar.
Warga setempat, Elo (56) mengatakan, pekerjaan di ruas jalan tersebut kerap terhenti di tengah jalan. Terlebih, pada bagian tengah jalan yang diperbaiki terdapat galian sedalam satu meter untuk drainase sehingga membuat warga cemas.
“Perbaikan ini sering berhenti, kadang beberapa hari kerja, lalu berhenti lagi. Jadi, lama sekali selesainya,” ujarnya.
Ia mengatakan, dampak dari proyek yang belum rampung ini juga dirasakan oleh para pedagang kecil di Desa Gamel. Tak sedikit pedagang yang terpaksa tutup usaha karena akses yang terganggu.
“Perekonomian kami mati, warung-warung pada tutup. Istri saya juga kesulitan jualan gas. Bahkan ada tukang bakso sampai memiilih pulang kampung karena sepi pembeli,” kata Elo.
Ia menyebutkan, lebar jalan yang tidak merata dan kondisi jalan yang tidak rata juga membuat mobilitas warga menjadi terhambat. Terlebih kendaraan roda empat, dipastikan tidak dapat melintas dan harus memutar jauh melalui jalur alternatif.
“Pengiriman barang seperti gas, sekarang terpaksa estafet, harus diangkut motor bolak-balik. Ini jelas mengganggu mobilitas,” paparnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.