SUARA CIREBON – Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengungkapkan modal pembangunan di Jawa Barat yang bebrasis nilai filosofi dan sosiologi kebudayaan Sunda, Cirebon dan Betawi.
Nilai-nilai filofosi dan sosiologi tiga sub kultur di Jabar, telah menciptakan eksosistem kebudayaan yang juga eksosistem ekonomi untuk pembangunan.
“Pembangunan di Jabar mesti berpegang pada nilai filosofi dan sosiologi tiga wilayah sub kultur atau kebudayaan yang membentuk watak dan karakter masyarakat,” tutur KDM.
KDM yang merupakan calon Gubernur pasangan calon (paslon) Nomor 4 mengungkapkan hal tersebut pada debat publik sesi kedua Pilgub Jabar 2024, Sabtu malam, 16 November 2024.
Debat publik sesi kedua digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar di Hotel Prima Cirebon di Jln Tuparev.
KDM mengungkapkan nilai filosofi dan sosiologi Sunda, Cirebon dan Betawi saat menyampaikan visi misi di segmen pertama debat publik.
Cagub yang berpasangan dengan Erwan Setiawan lewat paslon Dermawan ini tampak lancar dalam menyampaikan visi misinya dan menguasai materi sesuai tema yang ditentukan.
“Dalam filosofi dan sosiologi kebudayaan Sunda, terkenal kalimat ciri sabumi cara sadesa, jawadah tutung biritna, sacarana sacarana, lain tepak sejen igel.”
Filosofi dan sosiologi itu berangkat dari kerangka trilogi orang Sunda yang disebut dulur papat lima pancer.
Artinya adalah manusia itu terlahir bersenyawa dengan tanahnya, terlahir bersenyawa dengan airnya, terlahir bersenyawa panas mataharinya dan terlahir bersenyawa dengan udaranya.
“Persenyawaan itu, melahirkan empat karakter kebudayaan. Pertama melahirkan bahasa, melahirkan makanan, melahirkan pakaian dan melahirkan seni,” tutur KDM.
Keempat karakter itu dalam sosiologi masyarakat Jabar, terkenal dengan empat sosio kebudayaan. Meliputi kebudayaan Kulon, kebudayaan Priangan, kebudayaan Cirebonan, dan kebudayaan Betawi.
“Kerangka dasar ini melahirkan ekosistem kebudayaan dan ekosistem ekonomi. Ekosistem ekonomi pegunungan, ekosistem ekonomi pedataran, ekosistem ekonomi kelautan dan ekosistem ekonomi perkotaan dan perindustrian,” kata KDM.
Mantan Bupati Purwakarta ini menyimpulkan, hal-hal tersebut harus dioptimalkan dengan mengevaluasi seluruh tata ruang di Provinsi Jabar, melakukan pembangunan yang didasarkan pada konservasi dan perlindungan sumber daya alam.
Jabar ke depan harus mengembangkan pembangunan berwatak dan berkarakter yang melahirkan identitas wilayah. Baik arsitektur, jalan, dan berbagai produk pembangunan lainnya.
“Pembangunan di Jabar ke depan juga harus inklusif, terbuka dan toleran. Menghormati perbedaan dan hak dasar kebebasan beragama serta memberikan perlindungan tiap warga beribadah sesuai dengan agama dan keyakinan masing-masing,” tutur KDM.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.