SUARA CIREBON – Kuwu empat desa di Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, menagih janji Kementerian Pertanian (Kementan) atas penyelesaian masalah para petani Desa Serang Wetan, Serang Kulon, Cangkuang dan Desa Gembongan Mekar, yang kesulitan mendapat pasokan air bagi lahan pertanian, meski di musim penghujan sekalipun.
Kuwu Serang Kulon, Alimudin menuturkan, sejak adanya pengalihan SK pengairan, dimana saluran irigasi sekunder menjadi saluran irigasi tersier dan hulu saluran irigasi yang semula dari Bendungan Suraka Tiga Ambit dialihkan ke Bendungan Damroti Ciuyah, kondisi pengairan sawah untuk empat desa di Kecamatan Babakan, dengan luasan lahan pertanian sekitar 500 hektare mengalami perubahan yang sangat drastis.
Perubahan yang terjadi, lanjut Alimudin, saluran irigasi kekurangan pasokan air sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan lahan seluas 500 hektare. Menurut Alimudin, kondisi tersebut diperparah dengan adanya pembangunan double track (rel KA) dan pembangunan jalan tol. Imbasnya, imbuh dia, saluran irigasi di lahan sawah tersebut mengering, karena air dari hulu tidak sampai.
“Sawah di areal itu dulu di bawah tahun 2000 menjadi sawah nomor satu, karena pengairan lancar dan bisa tanam padi sampai tiga kali dalam setahun, tapi sekarang menjadi lahan sawah tadah hujan dan harga sewa juga ambruk, karena di musim hujan juga kesulitan mendapatkan air dan ini sudah berlangsung puluhan tahun,” kata Alimudin didampingi Kuwu Serang Wetan Setia Budi, kepada Suara Cirebon, Selasa, 19 November 2024.
Menurutnya, para kuwu telah melakukan upaya dengan menyampaikan keluhan ke dinas terkait, hingga didengar pihak Kementan.
Alimudin menuturkan, sekitar dua tahun lalu, irigasi dan lahan sawah di sana sempat ditinjau langsung oleh Koordinator Pengembangan Jaringan Irigasi dan Perkumpulan Petani Pemakai Air Direktorat Irigasi Pertanian, Direktorat Sarana dan Prasarana Pertanian, Kementan, Dyah Susilokarti dan berjanji akan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Kami para kuwu meminta agar janji dari Dirjen Irigasi Pengairan yang pernah datang langsung meninjau dan akan mencarikan solusi untuk menangani masalah ini, agar segera dilakukan upaya penanganan, supaya saluran irigasi ini bisa berfungsi kembali dan para petani tidak mengeluh lagi soal air untuk lahan sawah mereka,” harapnya.
Ditambahkan Alimudin, kondisi ini sangat bertolak belakang dengan program Asta Cita Presiden Prabowo, yang mengharapkan di tahun 2025 mendatang, Indonesia bisa swasembada pangan terutama padi.
“Presiden dengan program Asta Cita ingin swasembada pangan, akan tetapi sarana dan prasarana pertanian tidak diperhatikan, sehingga upaya para petani untuk bisa tanam padi 2 sampai 3 kali dalam satu musim itu akan sulit terwujud, karena tidak adanya dukungan infrastruktur untuk kelancaran pengairan sawah,” tegasnya.
Dirinya berharap, kunjungan Dirjen Irigasi Pengairan Kementan RI dua tahun lalu, segera ditindaklanjuti.
“Kami berharap ada evaluasi dari instansi terkait agar hulu dari saluran irigasi tersebut bisa dialihkan kembali ke Bendungan Cikeusik atau pun upaya lain. Yang penting adalah bagaimana saluran irigasi tersebut bisa kembali berfungsi normal sebagai andalan pengairan para petani,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.