SUARA CIREBON – Hasil pemungutan suara Pemilihan Wali Kota atau Pilwalkot Cirebon benar-benar sangat mengejutkan.
Pasangan petahana Eti Herawati – Suhendrik, (nomor 2, Beres), yang dipersepsikan secara umum akan menang mudah, ternyata harus mengakui keunggulan pasangan Effendi Edo – Siti Farida Rosmawati (nomor 3, Idola) di Pilwalkot Cirebon 2024.
Perolehan suara Eti-Suhendrik hanya memperoleh kisaran 34 persen. Sedangkan Edo-Farida, meraih kisaran 46 persen.
Sementara pasangan Dani Mardani-Fitria Pamungkaswati (paslon Nomor 1, Remaja), yang sejak awal memang tidak diunggulkan, hanya meraih kisaran 10 persen.
Hasil tersebut sangat mengejutkan. Sebab opini publik yang terbentuk sampai menjelang pemungutan suara Rabu 27 november 2024, Eti-Suhendrik diprediksikan akan memenangkan Pilwali Cirebon 2024.
Apalagi, pasangan petahana ini didukung hasil survei yang meyakinkan. Dua lembaga survei Parameter Consulting dan Indikator Politik, sama-sama menempatkan Eti-Suhendrik di tingkat tertinggi,bahkan mencapai 49 persen.
Eti-Suhendrik juga dinilai memiliki modal politik dan logistik yang dinilai lebih besar karena selain petahana, juga disokong pengusaha nasional, Enggartiasto Lukito, petinggi Nasdem dan mantan Menteri Perdagangan.
Pasangan ini didukung relatif banyak partai. Antaranya Nasdem, Gerindra, PKS, Hanura, PSI,Partai Gelora, Partai Ummat, Partai Buruh,PKN,PBB dan Perindo.
Dari performa pun jauh lebih meyakinkan. Partai ini mencerminkan kelas menengah dan atas dari Kota Cirebon.
“Namun semua terbantahkan saat pemungutan suara,” tutur pemerhati politik Kota Cirebon, Jeremy Huang Wijaya.
Menurut Jeremy Huang, kunci kekalahan Eti-Suhendrik karena dinilai terlalu percaya diri bakal menang mudah.
Pasangan Edo-Farida, dinilai tidak sekuat Eti-Suhendrik. Apalagi sosok calon Wakil Wali Kota Siti Farida, merupakan sosok baru di politik di Kota Cirebon.
“Kalau saya amati, meski orang baru atau debutan, Siti Farida justru menjadi faktor yang cukup signifikan untuk mengerek suara kemenangan,” tutur Jeremy Huang.
Jika Eti-Suhendrik dinilai melakukan pendekatan politik yang elitis, Siti Farida justru terlihat sangat gethol menyapa akar rumput.
“Bahkan dalam satu isu penting, soal kenaikan PBB, dengan bahasa sederhana, Siti Farida lebih menjanjikan. Ia sampaikan akan mengembalikan ke tarif sebelumnya,artinya tidak ada kenaikan. Isu PBB ini langsung menghujam jantung pemilih di Kota Cirebon karena seluruh warga, terutama pengusaha sangat berkepentingan langsung,” tutur Jeremy Huang.
Isu kenaikan PBB, Siti Farida atau pasangan Edo-Farida dinilai lebih empatik. Sebab, ia juga bagian dari pengusaha yang tahu persis bagaimana ikut terbebani kenaikan PBB yang gila-gilaan dengan rata-rata 300 persen.
Gaya Siti Farida yang cenderung orisinil dan otentik, tidak dibuat-buat dan tidak gimik, menjadi kekuatan tersendiri bagi pasangan Idola.
“Siti Farida itu bicaranya polos. Tidak banyak bermain kata, dan tidak mengesankan intelek. Gaya bicaranya lembut dan terlihat sangat sopan. Ini menyentuh hati para pemilih,” tutur Jeremy Huang.
Bicara soal isu kesetaraan dan kebhinekaan, isu ini sensitif di kalangan warga minoritas,terutama warga Tionghoa, sosok Siti Farida tidak diragukan.
“Keluarganya sendiri sudah mencerminkaan kebhinekaan. Jadi ia tampil secara natural, tanpa gimik, sudah langsung bisa menuai banyak simpati masyarakat,” tutur Jeremy Huang.
Pilwali Cirebon tahun 2024 ini juga mencatat rekor tersendiri. Jika pada pemilihan sebelumnya, selisih angka sangat tipis antara 3 sampai 5 persen, kali ini justru lebih tebal, antara 9 sampai 10 persen.
“Ini kemenangan dengan selisih suara cukup lebar. Saya menilainya,pasangan Edo-Farida telah menjungkirbalikan angka-angka survei, opini publik dan suara-suara elitis yang sebenarnya tidak terkonfirmasi kondisi riil di lapangan,” tutur Jeremy Huang.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.