SUARA CIREBON – Layanan darurat Cirebon Siaga 112 mencatat tantangan besar dalam menangani panggilan tidak jelas atau tanpa informasi sepanjang Januari hingga November 2024.
Berdasarkan data resmi, terdapat ribuan panggilan masuk yang tergolong prank call dan ghost call, yang berpotensi mengganggu efisiensi penanganan kejadian darurat.
Panggilan jahil atau prank call mendominasi jumlah laporan tak relevan ke layanan 112. Sepanjang 11 bulan terakhir, total terdapat 2.277 panggilan yang tergolong prank call.
Rincian per bulan menunjukkan lonjakan signifikan, terutama pada Januari dengan 315 panggilan, disusul Juli (257 panggilan) dan Juni (245 panggilan).
Selain prank call, layanan 112 juga menerima ghost call, yaitu panggilan sesaat tanpa memberikan informasi. Total terdapat 1.025 panggilan ghost call pada periode yang sama, dengan puncaknya terjadi pada September (114 panggilan) dan Juli (109 panggilan).
Meski jumlahnya lebih rendah dibanding prank call, ghost call tetap menjadi tantangan bagi petugas dalam mengidentifikasi prioritas kejadian darurat.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon, Ma’ruf Nuryasa mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam memanfaatkan layanan darurat 112.
“Panggilan jahil dan ghost call ini tidak hanya merugikan petugas tetapi juga menghambat penanganan kasus yang sebenarnya darurat,” ujar Ma’ruf di kantornya Senin, 16 Desember 2024.
Ia menegaskan bahwa layanan 112 dirancang untuk menangani situasi mendesak seperti kebakaran, kecelakaan, dan kejadian lainnya.
“Kami berharap kesadaran masyarakat terus meningkat agar layanan ini bisa dimanfaatkan secara maksimal,” tambahnya.
Ma’ruf juga mengakui, prank dan ghost call tidak bisa dihindari dan tidak bisa diprediksi, karena bagian dari sistem, sehingga yang bisa dilakukan adalah memberikan edukasi.
“Meski kami hingga saat ini berkali-kali melakukan edukasi, tapi tetap tidak bisa menghindari atau membendung adanya prank call dan ghost call,” terangnya.
Masih kata Ma’ruf, saat ini petugas call taker Layanan Cirebon Siaga 112 ada 9 orang yang terdiri dari 6 perempuan dan 3 laki-laki. Tugas mereka full 24 jam dengan tiga shift.
“SDM mereka sudah teruji, karena sudah melalui tes khusus dan psikotes yang harus lulus. Faktor utama dari tes tersebut adalah petugas call taker tidak boleh mudah panik. Karena mayoritas penelpon dalam keadaan panik, sehingga petugas tidak boleh panik,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.