SUARA CIREBON – Dampak banjir rob yang menerjang pesisir utara Kabupaten Indramayu belakangan ini makin meluas.
Tak hanya Kandanghaur, Cantigi bahkan wilayah Kota Indramayu juga tak luput dari terjangan gelombang pasang Laut Jawa.
Di Kandanghaur, banjir rob bahkan sampai limpas menerjang areal pertanian. Sedikitnya 100 hektare sawah produktif di Desa Bulak, Kandanghaur, terendam gelombang pasang.
Menurut warga, gelombang pasang yang terjadi pada Jumat pekan lalu (13 Desember 2024) dirasakan sangat besar.
Bahkan tanggul Sungai Bendo sampai jebol. Luapan air dari gelombang pasang ini melimpas jauh menerjang areal persawahan.
Gelombang pasang yang datang pada Jumat pagi, sekitar pukul 04.00 WIB, merendam ribuan rumah tidak hanya di Eretan Wetan dan Eretan Kulon, tetapi juga Karangsinom.
Hal mengejutkan, berdasar laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, banjir rob juga menerjang pesisir Cantigi dan Kota Indramayu.
Di Cantigi juga merendam ribuan rumah penduduk dan membanjiri puluhan hektar tambak udang serta ikan bandeng.
Di Karangsong, banjir rob merendam jauh ke wilayah daratan setinggi 30 sentimeter. Msuk melalui Kalisong hingga merendam areal nelayan termasuk TPI Karangsong.
“Ini yang terbesar. Kami semua kaget. Dalam sepuluh tahun ke depan, kalau tidak ada penanganan, tidak hanya meluas, tetapi juga bisa mengancam Kota Indramayu,” tutur Tasuka, salah satu warga Karangsong.
Fenomena banjir rob yang makin meluas dan besar ini menjadi tantangan bagi Bupati Indramayu terpilih, Lucky Hakim dan Wakil Bupati, Syaefudin.
Warga pesisir tentu sangat menunggu gebrakan kebijakan dari Lucky Hakim terkait soal ancaman banjir rob terhadap puluhan ribu warga yang menghuni wilayah pesisir Indramayu.
Eforia Pilkada Serentak 2024 telah selesai. Masyarakat Indramayu yang sangat tinggi mempercayakan kepemimpinan kepada Lucky Hakim dan Syaefudin, sangat berharap ada kebijakan untuk menyelamatkan wilayah pesisir utara tersebut.
“Era gimik Pilkada Serentak 2024 sudah berlalu. Kini yang ditunggu apa kebijakan yang akan dilakukan sebagai solusi mengatasi ancaman nyata terhadap warga di sepanjang pesisir Indramayu,” tutur pengamat sosial budaya, KH Amsori.
Perlu diketahui, diantara wilayah di Jawa Barat, Indramayu memiliki bentangan pesisir pantai paling panjang, mencapai 170 kilometer.
Bentangan pantai itu, terentang di wilayah arat perbatasan dengan Kabupaten Subang hingga ke timur di perbatasan dengan Kabupaten Cirebon. Di sepanjang 170 km pesisir pantai, dihuni oleh puluhan ribu warga, terutama masyarakat nelayan seperti di Eretan Kulon, Eretan Wetan di Kandanghaur, hingga Dadap di Juntinyuat dan Krangkeng.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.