SUARA CIREBON – Darimana asal-usul Pohon Natal yang identik dengan sejenis pohon cemara, ternyata memiliki rentang sejarah cukup panjang.
Dimulai di abad 16. Berawal dari Martin Luther, pendeta yang membawa aliran Kristen Protestan, malam hari melihat kerlap-kerlip bintang diantara dedaunan pohon cemara.
Sejarawan dan budayawan Jeremy Huang Wijaya mengungkapkan sejarah singkat mengenai Pohon Natal.
“Waktu saya kecil di gereja GKI Pamitran Cirebon ada lagu yang dinyanyikan, syairnya berbunyi Pohon Terang Pohon terang sungguh indah rupamu kelap kelip cahayamu….,” tutur pria yang akrab dipanggil Suhu Jeremy.
Setiap memasuki bulan awal Desember, sebagian besar supermarket dan hotel memajang dan Pohon Natal dengan segala pernak-perniknya.
“Pohon Natal, ada juga yang menyebutnya dengan nama Pohon Terang seperti nyanyian anak-anak di masa saya kecil,” tutur Suhu Jeremy, Selasa, 24 Desember 2024.
Pohon itu lalu disebut Pohon Natal karena hanya ada menjelang natal. Lalu ada syair dengan nyanyian pohon terang karena asalnya pohon cemara yang dihiasi lampu lampu aneka warna.
“Tradisi pemasangan dan menghiasi pohon cemara dengan aneka lampu mulai yang disebut sebagai Pohon Natal ada sekitar akhir tahun 1600 an,” tuturnya.
Tradisi ini berawal dari Jerman, yang emudian dinamakan juga sebagai pohon surga karena memiliki hiasan dan ditambahkan roti hosti atau wafer komuni, ceri dan hiasan kue berbentuk lonceng, malaikat dan sebagainya.
Di masa awal di belahan Eropa Utara, ketika tidak mampu membeli tanaman aslinya, mereka membuat piramida dari kayu kemudian dihiasi dengan kertas, apel dan lilin.
Pada abad ke 16 Pendeta Martin Luther dan pembawa Kristen Protestan yang berasal dari Jerman terinsipirasi oleh sebuah fenomena malam.
Pada suatu malam sebelum Natal, ia berjalan melalui hutan. Lalu ia mendongak melihat kerlaip-kerlip bintang yang bersinar melalui cabang cabang dan diantara dedaunan pohon.
“Rupanya pemandangan tersebut memberikan kesan mendalam di hati Martin Luther yang kemudian menceritakan kepada anaknya setelah sampai di rumah,” tuturnya.
Peristiwa yang dialaminya tersebut mengingatkan Martin Luther pada misi kedatangan dan kelahiran Yesus Kristus ke dunia pada hari Natal, yakni memberikan terang kehidupan bagi dunia
“Kedatangan Yesus Kristus ke dunia yaitu menjadi terang bagi dunia. Ini meninspirasi Martin Luther,” tutur Suhu Jeremy.
Kemudian Martin Luther membawa pohon cemara tersebut ke rumah. Lalu bersama anak-anak menghiasinya dengan lilin untuk mewakili bintang bintang.
“Sejak itu, sampai sekarang banyak yang mempercayai bahwa pohon cemara itu melambangkan kebaikan Tuhan,” tutur Suhu Jeremy.
Lalu sejak ditemukan lampu, dalam perkembangannya, Pohon Natal bertaburan hiasan lampu yang melambangkan gereja harus menjadi terang.
“Kado-kado melambangkan kelahiran Yesus Kristus ke dunia. Simbol sebagai kado terindah dari Tuhan. Selain itu ada simbol bahwa hidup itu harus berbagi,” tutur Suhu Jeremy.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.