SUARA CIREBON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon bakal melakukan kajian geologi di daerah rawan longsor Desa Gumulung Tonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon.
Seperti diketahui, tebing setinggi 50 meter di Desa Gumulung Tonggoh baru saja mengalami longsor yang lokasinya hanya sekitar 7 meter saja dari permukiman warga.
Untuk itu, jika dari kajian geologi tersebut menyatakan lokasi permukiman tersebut tidak layak huni, maka kemungkinan masyarakat yang berada di sekitar lokasi longsor ini harus segera direlokasi ke tempat yang lebih aman.
Longsor tersebut terjadi pada Rabu 22 Mei 2025 sekitar pukul 9:00 WIB dan mengakibatkan beberapa rumah warga maupun kandang ternak terancam tergerus longsor.
Kepala Pelaksanaan (Kalak) BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya menjelaskan, pihaknya mendorong dilakukannya kajian geologi di daerah rawan longsor di Desa Gumulung Tonggoh ini pasalnya permukiman warga berada sangat dekat hanya sekitar 7 meter dari tebing setinggi 50 meter yang kondisi tanahnya masih bergerak.
Menurutnya, kajian geologi dianggap penting untuk mengetahui kelayakan lokasi hunian permukiman warga di lokasi terjadinya longsor.
Ditambahkannya, untuk langkah kebijakan yang akan diambil untuk mencegah dan mengantisipasi korban jika kembali terjadi longsor, pihaknya melakukan beberapa upaya penanganan, termasuk mengirimkan tim untuk melakukan assessment dan penanganan darurat di lokasi tebing yang longsor.
” Nantinya kami akan melaporkan hasil mitigasi kepada Bupati Cirebon, terkait hasil mitigasi dan kajian di lapangan,” ungkap Deni usai meninjau lokasi tebing longsor di Desa Gumulung Tonggoh bersama Camat Greged dan unsur muspika lainnya, Jumat, 23 Mei 2025.
Deni pun menyebut, selain kajian Geologi, relokasi permukiman masyarakat juga masuk dalam rencana untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan.
Namun, kata dia, relokasi juga akan dilakukan jika hasil kajian geologi menyatakan bahwa lokasi rumah rumah warga sudah tidak layak dijadikan sebagai permukiman .
“Jadi jika hasil kajian geologi lokasi tersebut tidak layak untuk hunian, makan warga harus direlokasi ke tempat yang lebih aman, ” jelasnya.
Lanjutnya, saat meninjau lokasi longsor pun pergerakan material tanah masih terjadi, dan ini menimbulkan suara gemuruh keras yang terdengar cukup keras, tentunya membuat warga setempat merasakan takut dan khawatir longsor masih bisa terjadi bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Untuk itu, Ia mengimbau kepada warga untuk menjauhi tepian tebing dan melarang anak anak untuk beraktivitas di dekat longsoran.
Dan mengimbau warga untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi longsor susulan. Warga yang terdampak longsor pun diharapkan untuk tetap tenang dan mengikuti instruksi dari tim BPBD dan Pemdes.
“Masyarakat juga diminta untuk senantiasa waspada karena khawatir longsor susulan akan kembali terjadi ditengah masih tingginya curah hujan, ” imbuhnya.
Pihaknya juga mengaku akan menindaklanjuti bencana longsor ini dengan melaporankan ke BPBD Provinsi Jawa Barat, maupun ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta akan berkoordinasi ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung.
“Karena di bawah tebing yang longsor, ada Sungai Cirehas. Maka, kita akan koordinasikan agar ada tinjauan langsung BBWS ke lokasi longsor. Dugaan awal tergerusnya pondasi tebing sungai karena tergerus aliran sungai tersebut, sehingga dimungkinkan untuk dilakukan penanganan agar memperkuat tebing,” katanya.
Kuwu Gumulung Tonggoh, Agus Saefudin berharap, pemerintah daerah dapat melakukan tindakan pencegahan agar tebing tersebut tidak mengalami longsor lagi.
Untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, dirinya berharap ada pemasangan rambu-rambu larangan semata mata untuk keselamatan warganya khususnya yang berada tidak jauh dari lokasi longsor.
“Dan meminta agar warga tidak menempati rumah yang dekat dengan lokasi longsor. Sejauh ini dampak longsor ada sekitaar 4 rumah dan ada 15 jiwa yang dievakuasi,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















