SUARA CIREBON – DPRD Kabupaten Cirebon meminta kawasan kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati untuk ditata sehingga tidak terkesan kumuh. Terlebih, menjamurnya pengemis menambah kawasan tersebut jauh dari kata ramah.
Untuk itu, Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon mendesak Pemkab Cirebon segera membentuk tim adhoc lintas instansi. Tujuannya, menata ikon wisata religi itu lebih nyaman.
“Penertiban pengemis di area makam bukan perkara sepele. Kompleksitas persoalan ini menuntut keterlibatan banyak pihak, termasuk lintas SKPD,” ujar ketua Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, Rohayati, akhir pekan kemarin.
Ia mengungkapkan, dari hasil rapat kordinasi yang dilakukan pihaknya, tim adhoc ini rencananya dibentuk oleh Disbudpar, dan akan melibatkan berbagai unsur, seperti Bappelitbangda, Satpol PP, Bagian Hukum, Bagian Pemerintahan, serta Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon.
“Selain menyangkut aset milik Keraton, juga terdapat aset TNI di komplek tersebut. Meski bukan aset pemda, kami ingin hadir untuk memastikan area makam lebih nyaman dan aman bagi para peziarah,” paparnya.
Senada, disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Cirebon, Nova Fikrotushofiyah Lc. Ia mendorong percepatan pembentukan tim adhoc sebagai langkah konkret menangani permasalahan sosial di kawasan wisata religi itu.
“Tim adhoc ini nantinya akan bekerja berkelanjutan. Jadi perlu segera dibentuk agar persoalan yang sudah lama dikeluhkan ini bisa segera ditangani,” tegasnya.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Cirebon, Dr Hilmy Riva’i MPd menyambut baik inisiatif tersebut. Menurutnya, penanganan pengemis merupakan masalah lintas sektor yang memerlukan sinergi kuat antara OPD dan stakeholder lainnya.
“Makbaroh Sunan Gunung Jati adalah destinasi wisata unggulan. Karena itu, Disbudpar memang harus dilibatkan. Tapi, jangan lupakan pentingnya dasar hukum. Bisa lewat perda maupun perbup, dan kami siap mendukung pembentukan tim adhoc,” ucap Hilmy.
Ia menambahkan, pola komunikasi yang efektif antarinstansi juga harus dibangun. Pemerintah daerah, kata dia, siap memfasilitasi forum diskusi terbuka seperti FGD (Focus Group Discussion) untuk merumuskan langkah terbaik.
“Masalah pengemis di kawasan Makam Sunan Gunung Jati sendiri terbilang dilematis. Selain status aset yang dimiliki Keraton dan TNI, banyaknya pengemis juga mencerminkan persoalan sosial yang mendalam,” tuturnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















