SUARA CIREBON – Video dampak proyek nasional pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) tahap 2 (rusa Batang-Cirebon-Kandanghaur Timur) yang memunculkan semburan air bercampur lumpur di halaman rumah warga Desa Tegalgubug, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, viral di media sosial.
Fenoma itu menimpa sejumlah rumah warga Desa Tegalgubug khususnya yang rumahnya berada di pinggir Jalan Pantura yang dilintasi pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang tersebut.
Salah satu warga Desa Tegalgubug yang rumahnya terdampak pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang, Ilmiyah, menjelaskan, getaran yang diakibatkan adanya proyek pemasangan pipa gas bumi itu menyebabkan lantai di ruang tengah dan kamar tidur mengalami kerusakan cukup parah.
“Selain menyebabkan lantai keramik rusak, dari retakan yang timbul akibat getaran muncul air bercampur lumpur. Saya dan keluarga jelas sangat terganggu. Kejadian ini membuat kami sekeluarga takut ke depan rumah kami akan kenapa-napa,” ujar Imliyah.
Selain di dalam rumah, fenomena semburan air bercampur lumpur juga muncul di halaman rumah warga Desa Tegalgubug yang terdampak proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang tersebut.
Terkait hal itu, Sekretaris Desa Tegalgubug, Hadi Syafruddin, mengakui, semburan air bercampur lumpur yang terjadi di sejumlah rumah warganya merupakan dampak getaran aktivitas proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang. Namun menurut Hadi Syafruddin, dampak keluarnya lumpur hanya terjadi di titik pengeboran atau pemasangan pipa gas saja.
“Jadi yang keluar lumpur itu hanya rumah-rumah di titik pengeboran untuk pemasangan pipa gas saja, karena setelah pekerjaan selesai lumpur sudah tidak lagi keluar. Untuk titik yang terdampak saya sendiri tidak memahami karena yang berada di lapangan adalah Kepala Dusun (Kadus) setempat,” ujar Hadi Syafruddin, Senin, 7 Juli 2025.
Hadi juga mengakui warga terdampak menuntut adanya ganti rugi dari pihak pelaksana proyek.
“Warga sih berharap agar segera ada ganti rugi dari pihak pelaksana atau penanggung jawab proyek,” ujarnya.
Menurut Hadi, keluhan warga terdampak proyek pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang tersebut, bukan kali pertama yang diterima pihak Pemerintah Desa Tegalgubug,
“Sebelumnya juga pernah ada warga yang melaporkan. Warga tersebut merasa khawatir dengan munculnya lumpur di dalam rumahnya. Tapi setelah dipertemukan dengan pihak pelaksana proyek, warga jadi mengerti kalau hal tersebut lumrah terjadi,” katanya.
Hadi menuturkan, hasil pertemuan, pihak pelaksana proyek akan meninjau langsung ke rumah-rumah warga yang terdampak, sekaligus menganalisis dampak kerugian yang dialami.
“Nanti setelah dianalisis, warga yang terdampak pengeboran akan dipanggil kembali untuk duduk bersama dan dibuatkan komitmen. Isi komitmen di antaranya kapan untuk penggantian (pelaksana proyek membayar ganti rugi, red), serta berapa nominalnya sesuai dengan kesepakatan. Komitmen itu harus disepakati oleh kedua belah pihak. Pihak pelaksana proyek berjanji akan bertanggung jawab penuh selama lumpur tersebut meluap,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















