SUARA CIREBON – Pemerintah Kota Cirebon menggelar rapat koordinasi (rakor) membahas program Rumah Sakit Berbasis Masyarakat (RSBM) yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk 32 dokter spesialis dari sejumlah rumah sakit di Kota Cirebon, Jumat, 11 Juli 2025.
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat. Hal itu salah satunya diimplementasikan melalui melalui program RSBM.
Wali Kota menjelaskan, RSBM merupakan layanan kesehatan yang dirancang untuk menjangkau masyarakat langsung di luar gedung rumah sakit. Layanan ini mengintegrasikan upaya promotif, preventif, kuratif, hingga rehabilitatif dengan melibatkan dokter spesialis yang turun langsung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas.
“RSBM sudah digagas sejak 2006 hingga 2024 oleh para dokter spesialis, dan alhamdulillah tahun ini kita mulai lagi dengan semangat baru,” ujar Wali Kota Edo.
Menurut Edo, RSBM mencakup beberapa puskesmas Kota Cirebon, di antaranya, Puskesmas Kejaksan, Gunung Sari, Majasem, Jagastru, Pegambiran, Cangkol, Kalitanjung, Sitopeng, dan Puskesmas Kalijaga.
RSBM siap memberi layanan spesialis di bidang kebidanan, kesehatan anak, dan jantung.
“Keberadaan dokter spesialis di puskesmas ini tak hanya memberikan pelayanan medis, tetapi juga berperan dalam transfer pengetahuan bagi tenaga kesehatan setempat serta edukasi kesehatan kepada masyarakat,” ujarnya.
Upaya ini juga diharapkan dapat memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan tingkat pertama. Dengan adanya layanan spesialis di puskesmas, masyarakat dapat memperoleh layanan berkualitas tanpa harus merujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
“Mudah-mudahan niat baik kita semua dalam membantu masyarakat ini diberi kelancaran dan keberkahan. Semoga program RSBM bisa terus maju dan berjalan dengan baik,” tandasnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, dr Siti Maria mengatakan, program RSBM memiliki peran penting dalam mendekatkan layanan spesialis kepada masyarakat.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi di Kota Cirebon, sekaligus meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan,” kata Maria.
Maria menyatakan, rakor ini menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah daerah untuk membangun sinergi antara rumah sakit, puskesmas, tenaga kesehatan, serta masyarakat. Dalam diskusi yang berlangsung, juga dibahas model koordinasi lintas sektor agar pelaksanaan RSBM berjalan efektif dan berkelanjutan.
“Kami sangat mengapresiasi keterlibatan aktif para dokter spesialis yang bersedia turun langsung ke lapangan. Ini bukti nyata bahwa pelayanan kesehatan tak selalu harus menunggu pasien datang ke rumah sakit,” tambahnya.
Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah, fasilitas layanan kesehatan, dan masyarakat, Pemerintah Kota Cirebon optimistis program RSBM mampu menjadi model pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan di tingkat lokal.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















