SUARA CIREBON – Penataan kawasan wisata Trusmi agar menjadi destinasi wisata unggulan yang tertib, bersih, dan nyaman bagi wisatawan maupun warga lokal, diharapkan mengakomodir seluruh pihak, termasuk para perajin batik setempat.
Hal itu dikemukakan Ketua DPRD Kabupaten Cirebon, Sophi Zulfia terkait penataan kawasan wisata Trusmi yang saat ini tengah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon.
“Dalam agenda penataan kawasan Trusmi, perajin batik tradisional tidak boleh luput dari perhatian. Jangan sampai penataan kawasan membuat perajin batik tradisional punah,” kata Sophi Zulfia, Senin, 14 Juli 2025.
Menurutnya, penataan kawasan Trusmi harus sejalan dengan agenda regenerasi perajin batik. Ia menyebut, regenerasi perajin batik sama pentingnya dengan promosi untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke kawasan Trusmi.
“Jangan sampai para perajin batik tradisional justru terpinggirkan atau bahkan punah karena kurang diperhatikan,” tegasnya
Sophi menyebut, ada sejumlah jalur mobilitas masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan kawasan wisata Trusmi.
“Ada beberapa jalur mobilitas yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung penataan dan pengembangan kawasan Trusmi, di antaranya jalur perhentian KAI di Stasiun Cangkring,” kata Sophi.
Selain itu, Sophi menyebut, ada sejumlah peninggalan sejarah yang bisa menambah daya Tarik Kawasan Trusmi
“Kawasan pabrik gula dan Makam Ki Buyut Gede Trusmi juga bisa dioptimalkan untuk melengkapi daya tarik Trusmi di mata wisatawan,” tutur Sophi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















