SUARA CIREBON – Pusat Studi Gender, Anak dan Disabilitas (PSGAD) UIN Siber Cirebon menggelar edukasi pencegahan kekerasan terhadap anak di MAN 2 Kota Cirebon, Senin, 28 Juli 2025.
Kepala PSGAD UIN Siber Cirebon, Hj Masriah MAg menjelaskan, edukasi ini penting karena remaja berada pada fase yang rentan terhadap pengaruh negatif, seperti pergaulan bebas, kekerasan seksual, dan perilaku berisiko yang membahayakan kesehatan reproduksi.
“Kurangnya pemahaman mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi menjadi penyebab maraknya kasus kekerasan pada anak dan remaja. Melalui kegiatan ini, kami ingin membekali siswa dan guru dengan pengetahuan yang tepat agar tercipta lingkungan sekolah yang aman, sehat, dan ramah anak,” ujarnya.
Materi yang disampaikan Fitriana mengangkat tema “Risiko Seks Bebas dan Kesehatan Reproduksi”.
Ia memaparkan, data KPAI dan Kementerian Kesehatan (Oktober 2020) mengungkap fakta mencengangkan, yaitu sebanyak 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Dari 94.270 perempuan hamil di luar nikah, 20% berasal dari kelompok usia remaja, dan 21% di antaranya pernah melakukan aborsi.
“Data ini menunjukkan bahwa isu ini bukan hanya masalah pribadi, tetapi masalah sosial yang harus ditangani bersama,” tegas Fitriana.
Dalam sosialisasi ini, dipaparkan bentuk-bentuk kekerasan yang sering tersembunyi di lingkungan sekolah. Dampak fisik, mental, dan sosial dari seks bebas, seperti kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.
Solusi praktis, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga batasan diri, serta strategi pencegahan kekerasan seksual.
“Pepatah mengatakan, buah yang kita petik hari ini tidak ditanam kemarin sore. Apa yang kita lakukan sekarang akan berpengaruh besar lima hingga sepuluh tahun ke depan. Jadi, remaja harus bijak dalam setiap langkah,” pesan Fitriana.
Melalui edukasi ini, pihaknya berharap tercipta lingkungan sekolah yang bebas kekerasan, sehat, dan ramah anak. Dengan pemahaman yang lebih baik, siswa tidak hanya mampu melindungi diri, tetapi juga menjadi agen perubahan di lingkungannya.
“Kami ingin menanamkan kesadaran sejak dini, karena perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















