SUARA CIREBON – Kabupaten Cirebon memiliki peluang yang cukup besar untuk menjadi pusat produksi garam nasional. Terlebih, Kabupaten Cirebon memiliki kualitas lahan ideal untuk pengembangan usaha garam.
Hal itu dikemukakan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kabupaten Cirebon, Dangi, kepada sejumlah awak media, Minggu, 3 Agustus 2025.
Menurut Dangi, potensi tersebut mencakup dua segmen sekaligus yakni garam industri dan garam kesehatan bernilai ekspor. Saat ini, pihaknya akan serius memetakan potensi dua segmen industri garam tersebut.
“Pesisir utara dan timur Kabupaten Cirebon memiliki kualitas lahan ideal untuk pengembangan garam. Bermodal tekstur tanah yang baik, Cirebon bisa menjadi sentra produksi garam industri dan garam Kesehatan. Ini sekaligus solusi bagi tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor gaman,” ujar Dangi.
Menurut Dangi, membangun industri garam bukan hanya soal komoditas, tapi pembangunan ekonomi pesisir yang berkelanjutan.
Dari hitungannya, jika tersedia lahan 600 hektare dengan produksi 60 ton garam per hektare per tahun dan harga jual Rp3.000 per kilogram, potensi omzet dari garam krosok untuk industri mencapaiRp 100 miliar per tahun.
“Nilai ekonomi melonjak signifikan jika garam diolah menjadi garam kesehatan atau konsumsi khusus. Dari lahan 100 hektare saja, dengan produksi sama dan harga Rp15.000 per kilogram, omzet bisa mencapai Rp90 miliar per tahun,” katanya.
Selama ini, Dangi menyebut, garam hasil produski Kabupaten Cirebon hanya jadi bahan baku.
“Padahal garam kesehatan punya pasar ekspor besar. Ini peluang emas untuk menaikkan nilai tambah,” ujarnya.
Bappelitbangda, lanjut Dangi, kini tengah menyusun strategi hilirisasi garam, mulai dari optimalisasi lahan potensial, peningkatan teknologi produksi, pembentukan kelembagaan petani garam, hingga fasilitasi sertifikasi dan kemitraan dengan industri hilir.
“Proposal investasinya sudah masuk ke DPMPTSP untuk menarik minat swasta,” jelasnya.
Menurut Dangi, langkah ini juga bagian dari upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor garam yang masih tinggi, terutama untuk industri pangan dan farmasi.
“Cirebon bisa jadi bagian solusi. Produksi lokal tidak hanya menopang kebutuhan nasional, tapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” tegasnya.
Dangi menyakini, pengembangan sektor garam akan mengubah wajah ekonomi pesisir Kabupaten Cirebon. Tidak hanya sebagai penghasil bahan baku, tetapi sebagai pusat produk turunan bernilai tinggi, mulai dari garam kesehatan hingga kosmetik berbasis mineral laut.
Jika terealisasi, transformasi garam Kabupaten Cirebon bukan hanya soal industri, melainkan strategi nyata membangun kemandirian ekonomi nasional dari pesisir.
“Dengan dukungan pemerintah daerah, kolaborasi swasta, dan pendampingan petani garam, ini bisa jadi motor ekonomi baru bagi Cirebon,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















