SUARA CIREBON – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Cirebon, memastikan ada 3 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mulai beroperasi di Kabupaten Cirebon untuk melayani Makan Bergizi Gratis (MBG). Ketiga SPPG ini beroperasi untuk wilayah Cirebon Barat.
Person in Charge (PIC) Program MBG Kadin Kabupaten Cirebon, Dr Surnita Sandi Winata, mengatakan kalau saat ini Kadin sudah berhasil menjalankan sekitar 2 SPPG dan ada 3 SPPG yang sudah mulai beroperasi.
“Lima SPPG ini hampir ada di wilayah Cirebon Barat semua, dan kami masih mempersiapkan sekitar 7 SPPG lagi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini 7 SPPG ini bisa mulai beroperasi,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon selulernya, Selasa, 19 Agustus 2025.
Dikatakan Sandi, 7 SPPG yang sekarang tengah dilakukan proses mengalami kendala teknis seperti perizinan dan lainnya. Namun dirinya optimis kalau 7 SPPG ini nantinya akan segera beroperasi pada bulan September 2025 nanti.
“Target kita 13 SPPG sampai September nanti, mudah-mudahan bisa terealisasi. Syukur-syukur bisa lebih banyak karna target kita tahun ini bisa 20 SPPG,” katanya.
Dikatakan Sandi, untuk anggaran MBG dari Badan Gizi Nasional (BGN) sebesar Rp500 juta per dapur per bulan saat ini sudah dicairkan. Mekanismenya pun berbeda dengan sebelumnya yang mengharuskan sistem talangan dan klaim.
“Sekarang sih BGN langsung menyalurkan dana di muka, yang kemudian digunakan berdasarkan kebutuhan riil setiap dapur. Setiap kepala dapur mengajukan kebutuhan operasional untuk 10 hari ke depan,” katanya.
Besar kecilnya dana, lanjut Sandi, disesuaikan dengan jumlah penerima manfaat. Pembayarannya pun melalui virtual account agar lebih transparan. Sebagai gambaran, untuk dapur MBG di Arjawinangun, kebutuhan masak mencapai sekitar 3.800 porsi per hari, penerima manfaatnya terdiri dari balita, ibu menyusui, hingga pelajar TK, SD, SMP, hingga SMA.
Sandi juga mengatakan, dana Rp500 juta per dapur tidak sepenuhnya langsung dihabiskan. Jika ada sisa, maka akan dikembalikan secara otomatis. Pencairannya pun berbasis nota penjualan harian, sehingga aman dan meminimalisir penyalahgunaan. Sistem virtual account ini membuat dana tidak bisa ditarik sekaligus.
“Setiap dapur akan melayani sekolah-sekolah yang berada dalam radius maksimal 6 km atau dengan jarak tempuh waktu maksimal 30 menit. Keberadaan dapur MBG juga membawa dampak positif bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di Kabupaten Cirebon,” tandasnya.
MBG ini menurut Sandi, adalah peluang emas, apalagi di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja. Maka, Program MBG mendorong pergerakan ekonomi masyarakat.
“Tak hanya soal ekonomi, program ini juga dinilai mampu menjadi solusi nyata dalam mengatasi masalah kemiskinan dan stunting di daerah. Kami optimis 20 dapur bisa terealisasi sesuai target, dan ini sejalan dengan program prioritas pemerintah,” pungkasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















