SUARA CIREBON – Kasus Filariasis atau penyakit kaki gajah yang diderita warga Desa Sende, Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, Misri (34 tahun), kini menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cirebon.
Dalam catatan Dinkes, penderita penyakit kaki gajah ini telah ditangani sejak tahun 2014 silam. Kini, Misri kembali mengeluhkan sakit untuk bergerak setelah beberapa tahun diduga tanpa penanganan.
Sekretaris Dinkes Kabupaten Cirebon, dr Edi Susanto, bersama tim nakes dari Puskesmas Tegalgubug langsung bergerak untuk melihat kondisi perempuan yang pernah bekerja sebagai ART di Bahrain tersebut.
Menurut Edi Susanto, berdasarkan diagnosa sebelumnya, warga Desa Sende ini mengalami filariasis atau kaki gajah. Ia mengatakan, penanganan penyakit yang diderita Misri sudah dilakukan sejak tahun 2014 silam. Penanganan bahkan dilakukan secara kontinu dalam dua tahun, yakni pada tahun 2019 dan 2020.
Penanganan penyakit tersebut melibatkan lintas koordinasi antara Puskesmas, Dinkes, dan Provinsi. “Bahkan Misri sudah pernah dirawat di RSHS Bandung dan hasilnya negatif,” ujar Edi Susanto.
Menurut Edi, kedatangannya bersama tim nakes dari Puskesmas Tegalgubug ini untuk kembali melakukan observasi, karena yang bersangkutan mengeluhkan sakit ketika bergerak.
“Koordinasi kami sekarang ini karena keluhan dari Ibu Misri yang agak mengalami sedikit anemis, bergerak juga sakit makanya kami datang mengobservasi kembali. Apabila nanti dibutuhkan, kita siapkan barangkali dirujuk ke rumah sakit,” kata Edi.
Ia menyampaikan, upaya yang dilakukan dalam penanganan penyakit tersebut, hanya menjaga supaya jangan sampai mengalami infeksi serta terjadi gejala yang lebih kronis seperti penjamuran dan luka-luka di lipatan.
“Makanya Dinkes dan puskesmas melakukan observasi sampai sekarang ini, agar Ibu Misri dapat tertangani dengan baik,” tutur Edi.
Ia menjelaskan, filariasis atau kaki gajah ini biasanya berawal saat anak-anak terinfeksi dari gigitan nyamuk. Kemudian, larva cacing filaria masuk ke limpa sehingga limpa mengalami pembengkakan.
“Limpa mengalami pembengkakan karena limpa ini sel getah bening yang bisa menyebabkan menurunnya kekebalan. Limpa ini kan salah satu cairan yang bisa menyebabkan pembengkakan. Kalau kondisi tubuhnya dan sel-sel kulit mengalami hal yang tidak baik, maka anak mengalami pembengkakan,” terang Edi.
Pihak Dinkes kemudian membawa penderita filariasis tersebut ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun untuk kembali dilakukan observasi.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















