SUARA CIREBON – Warga Desa Setu Kulon, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon mengeluhkan bau busuk yang bersumber dari pabrik pengolahan pakan ternak yang berada di lingkungan permukiman mereka.
Bau tak sedap itu diperkirakan berasal dari bulu ayam, kentang dan ubi busuk. Bau tak sedap itu tercium hingga ke Jalan Raya Fatahillah Weru.
Ternyata, bau tak sedap yang ditimbulkan pabrik pengolahan pakan ternak itu tak hanya dikeluhkan warga sekitar Desa Setu Kulon, namun juga pegawai dan pengunjung Ramayana Cirebon Square Plered.
Pasalnya, karena limbah pengolahan pakan ternak berupa kentang busuk dibuang di lahan kosong Desa Weru Lor, Kecamatan Weru yang berada persis di samping Ramayana Cirebon Square.
Imbasnya, sejumlah pengunjung kolam renang Tropicana yang berada di area Ramayana Cirebon Square mengalami ketidaknyamanan hingga mual dan muntah akibat polusi bau busuk yang ditimbulkan oleh limbah kentang tersebut.
Supervisor Tropicana, Hasan Bisri mengatakan, awalnya bau busuk yang menyengat berasal dari tumpukan sampah yang dibuang warga secara sembarangan di pinggir jalan Terminal Weru.
“Awalnya dikira bau busuk itu dari sampah, tapi setelah dicek oleh teknisi ternyata persis di samping kami, ada orang yang lagi buang limbah bolak balik sepuluh truk lebih dari siang sampai malam,” kata Hasan Bisri, Selasa, 30 September 2025.
Menurut Hasan, pembuangan limbah kentang itu terjadi satu minggu kemarin. Pihaknya tidak mengetahui apakah pembuangan limbah di lahan kosong tersebut, telah seizin pihak Pemerintah Desa Weru Lor atau hanya asal buang saja.
“Hampir satu mingguan bau busuk itu masuk tercium ke kawasan kolam renang bahkan hingga ke dalam toko swalayan. Puncaknya pada tiga hari kemarin, Jumat, Sabtu, Minggu parah sekali sampai pengunjung kami mengeluh hingga mual-mual,” ujarnya.
Pihaknya berharap ada tindakan tegas dari pihak-pihak terkait, karena aktivitas pembuangan limbah di lahan kosong itu telah menyebabkan polusi udara berupa bau susuk yang menggangu lingkungan sekitar.
“Semoga ada tindakan tegas dari pemerintah. Pengunjung kami aja resah apalagi warga sekitar perumahan yang di belakang dan pasar batik,” tandasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon, Yuyu Jayudin saat dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup sudah menjadwalkan untuk mengecek ke lokasi langsung bersama dengan pemilik.
“Belum saya cek ke lapangan tapi sudah tahu. Minggu ini dijadwalkan ke lapangan sama memanggil yang bersangkutan besok atau lusa pasti kami turun ke lokasi,” katanya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















