SUARA CIREBON – Ribuan orang dari berbagai daerah tumpah ruah menyaksikan arak-arakan Memayu Buyut Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Minggu, 23 November 2025.
Mereka rela berdesakan dari sejak pukul 05.00 WIB, demi melihat kreasi berbagai ogoh-ogoh yang dibuat secara mandiri oleh kelompok masyarakat berbagai blok dan desa di sekitar Buyut Trusmi, di antaranya, Desa Trusmi, Trusmi Kulon, Wotgali, Kaliwulu, Gamel, Weru lor, Weru Kidul, Kalitengah, Kalibaru, Batembat, dan Desa Dawuan serta desa-desa lainnya.
Arak-arakan atau ider-ideran tersebut, digelar sehari sebelum kegiatan utama yakni memayu yakni tradisi mengganti atap makam kompleks Buyut Trusmi yang terbuat dari welit (alang-alang) yang dilakukan satu tahun sekali jelang musim penghujan.
Rute arak-arakan dimulai dari Buyut Trusmi depan Balai Desa Trusmi-pertigaan BBC Trusmi Wetan-pertigaan Warung Bata-perempatan Analuk Batik Trusmi-Lampu Merah Weru-Pasar kue-pertigaan Panembahahan-pertigaan Batik EB kemudian finish kembali di Balai Desa Trusmi.
Tahun ini, acara digelar sangat meriah mengingat tahun 2023/2024 lalu kegiatan serupa dilarang dilaksanakan karena berbarengan dengan momentum Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden serta Pilkada serentak 2024.
Acara diawali dengan pacuan kuda disusul arak-arakan benda dan senjata pusaka Buyut Trusmi, sesepuh desa, rombongan pejabat, pasukan/prajurit perempuan ala zaman kerajaan. Atraksi egrang (jangkungan) dan disusul penampingan ogoh-ogoh dengan diiringi musik pantura.
Seorang pengunjung asal Desa Cangkring, Munaroh mengaku tidak pernah melewatkan acara Memayu Buyut Trusmi tersebut. Ia bahkan mengajak serta seluruh keluarganya untuk menyaksikan kemeriahan acara.
“Pacuan kuda ini sudah menjadi ciri khas pembuka Memayu Buyut Trusmi. Selain memeriahkan, ini juga menunjukkan kecintaan warga Trusmi terhadap tradisi dan satwa,” ujar Munaroh.
Pemerhati kebudayaan Cirebon, Sukirno Raharja mengaku bersyukur tradisi Memayu Buyut Trusmi telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) pada tahun 2025 ini.
Menurutnya, upacara memayu merupakan tradisi di kompleks makam Buyut Trusmi Cirebon yang dilaksanakan setiap tahun.
“Setiap tahun kita ganti welit dari alang-alang,” katanya.
Anggaran kegiatan tradisi Memayu Buyut Trusmi dan ganti welit tidak mengunakan dana desa maupun pemerintah daerah.
“Semua biaya yang saya tahu dari sumbangan warga baik yang di sekitar Trusmi dan maupun luar Trusmi. Yang memasang nanti kita warga di sini secara gotong royong besok (hari ini, red),” ujarnya.
Sementara itu, banyaknya warga yang mencapai ribuan orang membuat aparat keamanan bekerja keras melakukan pengamanan. Aparat kepolisian dibantu TNI menjaga di sejumlah titik rawan.
Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni melalui Kabag Ops Polresta Cirebon, Kompol Sutarja mengatakan, pihaknya menerjunkan 390 personel gabungan yang diterjunkan di sejumlah titik rawan untuk melakukan pengamanan.
“Kami bekerja sama dengan sejumlah pihak mulai TNI, Satpol PP, Dishub dan juga pihak desa. Alhamdulillan seluruh rangkaian kegiatan berjalan tertib, lancar dan situasi aman kondusif,” ujarnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















