SUARA CIREBON – Guru harus selalu meningkatkan profesionalisme dan kualifikasi karena hal tersebut merupakan kunci untuk menciptakan pendidikan yang bermutu dan relevan dengan tuntutan zaman. Terlebih, tantangan dunia pendidikan ke depan semakin berat.
Hal itu dikemukakan, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Cirebon, H Ronianto, di hadapan ratusan guru yang hadir pada Resepsi HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2025, di gedung PGRI, Sumber, Selasa, 25 November 2025.
“Guru harus punya kesadaran diri, terutama untuk guru-guru yang memiliki status sebagai guru profesional, agar bisa menata diri agar lebih baik pada tahun-tahun yang akan datang,” ujar Ronianto.
Ronianto mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengampanyekan pendidikan karakter yang tidak hanya sekadar terori, namun membutuhkan adanya keteladanan dari para guru.
“Kalau gurunya saja tidak disiplin, bagaimana mungkin muridnya mau disiplin? Oleh karena itu kami berharap para guru menerapkan Pendidikan karakter di setiap tahapan pendidikan,” kata Roni –sapaan akrab Ronianto.
Pria yang juga merupakan ketua PGRI Kabupaten Cirebon ini berharap, guru bisa menjadi teladan bagi murid-muridnya. Guru juga diharapkan bisa menjadi orang tua kedua bagi murid-murid yang tengah menempuh pendidikan.
“Sehingga anak-anak bisa merasa nyaman saat berada di sekolah, karena tidak sedikit anak-anak yang merasa kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Oleh karena itu saya berharap guru bisa menjadi orang tua kedua bagi anak-anak, sehingga perkembangan anak bisa lebih baik lagi,” ujarnya.
Disinggung mengenai pelindung bagi guru di Kabupaten Cirebon, Roni menegaskan, sebagai ketua PGRI pihaknya sudah menyiapkan lembaga khusus terkait perlindungan guru tersebut. Lembaga perlindungan ini bekerja untuk membela guru yang berkaitan dengan profesi guru.
“Tapi kalau sudah masuk kategori kriminal, PGRI akan menyerahkan kepada pihak berwenang. Tahun ini ada dua kasus yang sudah berjalan, salah satunya kasus pidana,” tegasnya.
Menurut Roni, sejumlah kasus yang melibatkan sosok guru, mayoritas dilatarbelakangi persoalan komunikasi antara guru dengan murid dan atau orang tua siswa.
“Sebenarnya permasalahan yang terjadi di lapangan adalah tidak terbangun komunikasi antara guru dan orang tua. Saya berharap orang tua juga proaktif mendatangi sekolah untuk mengetahui perkembangan anak,” tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.















