SUARA CIREBON – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon memprediksi ancaman bencana hidrometeorologi yang meliputi hujan ekstrem, angin kencang, banjir, tanah longsor, meningkat jelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Sekretaris BPBD Kabupaten Cirebon, Syamsul Huda mengatakan, belum lama ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon telah resmi mengeluarkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi melalui SK yang ditandatangani Bupati Cirebon, H Imron.
“Curah hujan di Kabupaten Cirebon pada bulan Desember 2025 sampai Februari 2026 masih tinggi,” kata Syamsul Huda, Senin, 8 Desember 2025.
Terkait hal itu, Syamsul menyebut, ada 31 kecamatan yang perlu diwaspadai saat Nataru karena rawan bencana banjir. 31 kecamatan tersebut, seluruhnya mencakup 136 desa dan kelurahan.
“Kondisi paling memprihatinkan itu Kecamatan Waled, dua desa di sama yakni Desa Mekarsari dan Gunungsari yang setiap tahun menjadi langganan banjir karena tumpukan sedimen dan penyempitan aliran Sungai Ciberes,” kata Syamsul.
Sementara itu, 30 kecamatan lain yang termasuk rawan banjir yakni, Kecamatan Susukan, Gegesik, Ciwaringin, Arjawinangun, Panguragan, Klangenan, Palimanan, Depok, Jamblang, Pangenan, Sumber, Gunung Jati, Suranenggala, Kapetakan, Plumbon, Plered, dan Kedawung.
“Selain itu Kecamatan Asjab, Mundu, Pangenan, Karangsembung, Gebang, Losari, Pabedilan, Ciledug, Waled, Pasalemen, Karangwareng, Lemahabang, Tengah Tani dan Kecamatan Kaliwedi. Jadi dari 40 kecamatan hanya 9 kecamatan yang bebas banjir,” papar Syamsul.
Sementara untuk Kecamatan Dukupuntang, Greged, Beber, Sedong dan Susukan Lebak, Syamsul menyebut, potensi bencana yang mengintai adalah tanah longsor.
“Potensi potensi bencana inilah yang harusnya diwaspadai masyarakat saat Nataru, karena memang sering terjadi setiap tahunnya,” ujarnya.
Terlebih, saat Nataru terjadi lonjakan mobilitas masyarakat yang dipicu mudik dan kunjungan ke tempat wisata. Pihaknya menyarankan, kalaupun ingin melakukan wisata, harus disesuaikan dengan kondisi cuaca dan lokasi yang akan dipilih.
“Kami sudah paparkan tadi lokasi mana saja yang rawan banjir, lokasi mana saja yang rawan longsor. Ingat ya, curah hujan masih sangat tinggi sampai bulan Februari tahun depan,” ucap Syamsul.
Syamsul mengatakan, BPBD telah siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ada. Tercatat ada 20 personel BPBD yang piket setiap hari untuk mengantisipasi munculnya permasalahan di lapangan.
“Kalau ada bencana dengan skala besar, BPBD akan dibantu TNI/Polri dan pihak lainnya. Intinya BPBD selalu siapa siaga mengahadapi bencana yang akan terjadi di Kabupaten Cirebon. Menghadapi Nataru ini, kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada,” tandasnya.***
Simak update berita dan artikel lainnya dari kami di Google News Suara Cirebon dan bergabung di Grup Telegram dengan cara klik link Suara Cirebon Update, kemudian join.
















