Uniknya, konser tersebut digelar di Pelabuhan Muara Jati, Cirebon. Panggung konsernya menggunakan kapal tongkang. Sutradara Konser Kebhinekaan Suluh Nusantara, Dedi Kampleng mengatakan konser kebinekaan yang bakal digelar pada Sabtu (14/12) itu merupakan drama musikal kolosal atau opera. Ada 1.865 pelajar yang bakal manggung bersama dalam konser tersebut.
“Sebanyak 1.865 itu pelajar, itu disesuaikan dengan tahun berdirinya mercusuar Pelabuhan Muara Jati, Cirebon. Kami juga libatkan seniman dari berbagai daerah,” kata Dedi dalam press release di Sanggar Bisa Santa Maria Kota Cirebon, Jawa Barat, Kamis (12/12)
Lebih lanjut Dedi menerangkan alasan dipilihnya pelabuhan sebagai tempat pertunjukan. Ia menceritakan Pelabuhan Muara Jati, Cirebon, merupakan salah satu pelabuhan yang melambangkan peradaban, kebudayaan, dan lainnya. Pelabuhan, lanjut Dedi, menjadi gerbang terbentuknya keberagaman di Cirebon.
“Simbol-simbol keagamaan, kebudayaan, kesukuan, dan lainnya. Pelabuhan ini membuka peradaban baru bagi Cirebon. Sebagai simbol masyarakat yang memiliki keterbukaan,” ucap Dedi.
Dedi berharap pesan dari pertunjukan drama musikal bertema pluralisme itu bisa menginspirasi masyarakat untuk hidup rukun.
Pria yang akrab disapa Kampleng menambahkan konser kebhinekaan mewartakan indahnya kebersamaan, kedamaian, dan keutuhan umat manusia, dengan menampilkan penampilan kolosal dan melibatkan kesenian tradisi maupun modern yang tengah berkembang di masyarakat.
“Tergerak dari proses pendidikan di Yayasan Santo Dominikus Cabang Cirebon, kemudian pergelaran ini bertujuan menjadi wahana ekspresi dan apresiasi kebudayaan, kebhinekaan dan kebangsaan,” ujar Kampleng
Di tempat yang sama Kepala Kantor Yayasan Santo Dominikus Cabang Cirebon, Suster Albertin OP menjelaskan konser kebhinekaan menggabungkan nilai-nilai akademis dalam memahami kebhinekaan yang semestinya dihikmati dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dalam suguhan repertoar pergelaran yang mengambil tempat di Pelabuhan Muara J ati Cirebon yang ditandai dengan berdirinya menara pelabuhan pada tahun 1865, menjadi simbolisasi,” katanya. (M Surya)