Pesan Gubernur untuk Acep-Ridho Setelah Dilantik
KUNINGAN, SC- Gubernur Jawa Barat, Mochmad Ridwan Kamil meminta kepada Bupati Kuningan, H Acep Purnama dan Wakilnya M Ridho Suganda untuk membayar kepercayaan rakyat dengan amanah, istiqomah, dan perubahan.
“Saya melantik bupati-wakil Bupati Kuningan bersama walikota-wakil walikota Banjar. Ini pilihan rakyat yang harus dihormati. Setelah dilantik, bayar kepercayaan rakyat dengan amanah, istiqomah dan bawalah ke perubahan,” kata Kang Emil, sapaan Gubernur setelah melantik dua kepala daerah untuk masa jabatan 2018-2023 di Gedung Sate Bandung, (4/12/2018).
Gubernur Ridwan Kamil melantik dua pasangan kepala daerah tersebut atas nama Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri. Ia mengatakan, Kabupaten Kuningan dan Kota Banjar memegang peranan penting dalam kemajuan pembangunan Provinsi Jawa Barat, misalnya Kuningan memiliki potensi sumber daya alam yang cukup baik di antaranya kehutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, air, panas bumi, dan pariwisata.
Sementara itu Kota Banjar yang menjadi jalur lalu lintas penghubung antara Jawa Barat-Jawa Tengah, memiliki potensi dan mampu tumbuh sebagai kota industri, perdagangan, jasa, dan pariwisata bagi wilayah Priangan Timur.
Kang Emil pun menitip amanat kepada bupati-wakil bupati definitif terpilih untuk mengimplementasikan pola pemerintahan yang dinamis, dalam reformasi birokrasi. Yakni meningkatkan integritas sebagai benteng moral, melayani masyarakat dengan maksimal, dan meningkatkan profesionalitas dalam tugas pokok dan fungsi.
“Kepuasan masyarakat hadir ketika mereka mengucapkan terima kasih terhadap kecepatan kita dalam melayani,” kata Emil.
Selain itu, Emil pun menitipkan kondusivitas wilayah, khususnya menjelang pesta politik di 2019. Dia juga berharap, semua lapisan masyarakat dapat mengedepankan tata krama dan nilai-nilai sopan santun. Dalam pesta Politik di 2019 nanti, pandangan politik boleh saja berbeda, akan tetapi harus dilaksanakan dalam rangka menjaga kedaulatan bangsa. Jangan sampai perbedaan pilihan malah jadi sumber perpecahan.
Karena sudah saatnya bangsa Indonesia merdeka dari kekasaran. Sebab kontestasi politik, layaknya sebuah kompetisi adu gagasan, bukan arena permusuhan. “Tidak boleh ada gejolak yang tidak perlu,” imbuhnya.
Tak kalah penting, Emil pun mengamanatkan hubungan harmonis antara legislatif dan eksekutif. Supaya terus bersinergi dalam pembangunan.
“Pulang dari sini tolong periksa rapor! Apa masih ada yang jelek? Apakah IPM-nya, kesehatannya, infrastrukturnya, atau apanya yang masih kurang, nanti kita akan fokus, nanti akan kita beri ‘vitamin’, akan kita treatment biar membaik,” ujar gubernur. (nng)