MALANG, SC- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengikuti pembukaan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset ke IX yang dilaksanakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Senin malam (15/07/2019).
Pembukaan yang ditandai nyala sirine yang dilakukan oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin ini didampingi Rektor UIN Maliki, dan beberapa pejabat berwenang lainnya.
Sumanta mengatakan, pembukaan ini merupakan tanda dimulainya perlombaan antar PTKIN untuk merebut gelar juara dalam event dua tahunan tersebut. Walaupun persiapan yang dilakukan IAIN Syekh Nurjati Cirebon cukup singkat, namun pihaknya tetap optimis dapat meraih hasil maksimal dalam Pionir ke XI ini.
“Prestasi itu harus kita ukir, itu harus menjadi mimpi kita sebagai motivasi di dalam diri kita agar kita tidak mudah putus asa. Mudah-mudahan dalam waktu yang singkat ini kita bisa manfaatkan seefektif mungkin, sehingga cita-cita dan target kita bisa tercapai,” katanya.
Menurutnya, ada beberapa cabang yang berpotensi mendapatkan emas oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Seperti, debat Bahasa Inggris, pencak silat, futsal, catur, penjat tebing, tenis meja, MHQ dan MTQ.
“Kami optimis dapat meraih emas dari cabang-cabang tersebut, karena atlet kami itu sangat berpengalaman dan telah mengikuti berbagai ajang perlombaan yang berhasil meraih prestasi yang membanggakan. Target kami juara 3. Insya Allah kami bisa membawa pulang gelar juara tersebut,” ujar Sumanta.
Sementara itu, dalam sambutannya, Menag Lukman menyampaikan rasa bangga dan bahagianya dapat membuka Pionir ke IX ini. Dalam kesempatan tersebut Menag mengingatkan tentang pentingnya Pionir dilaksanakan. Menurutnya, Pionir dapat menjadi wadah masyarakat muda dan kaum intelektual, seniman serta olahragawan PTKIN dalam menjalin ukhwah islamiyah.
“Pionir diharapkan menjadi cara kita menyulam kembali ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah. Melalui Pionir kita ingin melahirkan sang bintang dan sang juara,” tutur Lukman Hakim.
Untuk itu, lanjut Menag, dibutuhkan proyeksi yang terkendali sehingga dapat mengasah kemampuan para mahasiswa secara sistematis dan maksimal. Pasalnya, pembangunan fisik yang mengabaikan pembangunan mental-spiritual, menurut Menag, hanya akan melahirkan manusia pongah dan tidak berintegritas.
“Melalui momentum ini diharapkan dapat menunjukan wajah serta profil manusia Indonesia yang sehat, kuat, cerdas dan berakarakter serta mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik,” ucapnya.
Senada dengan Menag, Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr Abdul Haris MAg berharap, melalui Pionir ini dapat menghasilkan kontribusi yang baik dan dapat menyambung tali kebangsaan di Kota Malang. (Arif)