“Hari Keluarga merupakan hari yang vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena, baik buruknya anak-anak sebagai generasi bangsa berawal dari keluarga,” demikian disampaikan Plt Bupati Cirebon, Imron Rosyadi usai memimpin upacara Harganas, kemarin (1/7).
UPACARA peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang ke-26 tingkat Kabupaten Cirebon digelar di halaman Kantor Bupati Cirebon, Senin (01/7). Upacara diikuti seluruh SKPD di lingkungan Pemkab Cirebon.
Menurut Imron, peran keluarga sangat vital dalam proses tumbuh kembang anak. Anak bisa tumbuh baik atau tidak, ada pada keluarga. Vitalnya peran keluarga juga banyak tersirat dalam ayat-ayat Alquran yang mengingatkan manusia akan pentingnya menjaga keluarga.
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu adalah cobaan. Ayat lainnya juga menyebutkan, Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Itu karena keluarga adalah awal dan selalu awal,” ujar Plt Bupati Imron.
Dalam momen Harganas, Imron mengajak semua pejabat di lingkungan Pemkab Cirebon untuk bisa menjadi contoh bagi masyarakat dalam kehidupan berkeluarga. “Mari kita mulai dari diri kita, saya berharap para pegawai pemda bisa menjadi teladan bagi masyarakat bahwa keluarga kita baik,” ujarnya.
Di tempat terpisah, Kabid Pengendalian Penduduk Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, H Dedi Supriadi SH menjelaskan, peringatan Harganas pada tahun ini jatuh pada 29 Juni 2019. Namun, karena 29 Juni jatuh pada hari libur, maka pelaksanaan upacara peringatan Harganas baru dilaksanakan hari Senin.
Dikatakan, sudah banyak upaya yang dilakukan DPPKBP3A dalam pengendalian penduduk di Kabupaten Cirebon. Bahkan, dinas juga bukan hanya sekedar berupaya mengendalikan penduduk, melainkan juga berupaya mewujudkan keluarga yang seimbang menuju keluarga yang sejahtera. “Jadi kalau terencana semua akan lebih mudah,” ujar Dedi.
Meski demikian, lanjut Dedi, upaya mewujudkan keluarga tersebut bukan tanpa kendala. Bahkan, hingga saat ini sejumlah kendala masih menghadang di depan mata.
Salahsatunya, masih ditemukannya masyarakat yang menikah di usia muda atau belum memenuhi batas usia alias belum cukup umur. Sehingga, dari kondisi tersebut akan timbul kasus melahirkan yang susah dan menjadi keluarga yang kurang mampu.
“Nantinya jadi keluarga yang kurang mampu karena mempunyai anak lebih dari dua,” papar Dedi.
Melalui program KB, pihaknya mengarahkan masyarakat untuk memakai Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti intrauterine device (IUD) dan implan. “Pada umumnya masyarakat masih banyak yang memakai alat kontrasepsi non-MKJP yang riskan kehamilan seperti suntik, pil dan kondom,” terangnya.
Gerakan mengajak masyarakat menggunakan alat kontrasepsi MKJP itu sudah disosialisasikan melalui berbagai macam media dan gerakan kader pos KB serta Posyandu. Ia berharap, momen peringatan Harganas diharapkan bisa mem-booming-kan kembali program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Cirebon. (Islah)