SUMBER, SC- Ratusan ruang kelas Sekolah Dasar (SD) yang mengalami rusak berat bermula dari rusak ringan yang dibiarkan pihak sekolah. Ketika dibiarkan mengalami rusak ringan, kondisinya akan menjadi rusak sedang hingga rusak berat.
Padahal, untuk mencegah sekolah rusak berat, pihak sekolah bisa menggunakan anggaran dari dana BOS untuk memperbaiki ruang yang rusak ringan. “Dana BOS itu kan bisa digunakan untuk perbaikkan ringan atau pemeliharaan. Kalau ada genteng rusak ya cepat diperbaiki, jangan sampai genteng bocor tidak diperbaiki sehingga berimbas pada atap bangunan, bisa roboh,” ujar Kasi Sarpras, Aset dan Data SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon, Pancawala Sulistianto.
Ruang kelas SD di Kabupaten Cirebon mengalami kerusakan jumlah totalnya sekitar 3.662 ruang. Sedangkan Kabupaten Cirebon memiliki total 5.965 ruang kelas dari 885 SD yang ada. Ruang kelas yang mengalami kerusakan berjumlah 3.662 ruang kelas itu berarti sekitar 61 persen dar jumlah yang ada di Kabupaten Cirebon. Dengan rincian, yang mengalami rusak sedang berjumlah 3.276 lokal, dan rusak berat sebanyak 386 lokal.
Di tahun 2019 ini ada 368 yang dilakukan rehabilitasi yang terdiri dari rusak sedang sebnyak 91 lokal dan rusak berat dilakukan rehabilitasi sebanyak 277 lokal. “Mayoritas rehabilitas ruang kelas di tahun 2019 ini masih mengandalkan anggaran DAK dari pemerintah pusat. Yang menhgunakan DAK sebanyak 242 lokal dan APBD kabupaten cirebon sebanyak 126 lokal,” ujarnya.
Panca mengaku kecewa dengan pihak sekolah yang terkesan tidak peka dan tidak peduli terhadap kondisi bangunan masing-masing sekolah yang mengalami kerusakan. Pasalnya, dulu dia pernah melihat langsung dengan datang ke sekolah yang kondisi atapnya sudah mau ambruk tapi pihak sekolah masih saja menggunakan bangunan tersebut. “Saya sempat minta dipindahkan dulu belajarnya di perpustakaan atau kelas lainnya,” kata Panca.
Sementara untuk pelaksanaan rehab ruang yang rusak sedang dan rusak berat, sampai saat ini Disdik hanya mengandalkan anggaran DAK apbn. Sehingga untuk perbaikan atau rehab sekolah yang mengalami kerusakan, dinilai cukup lamban. “Saat ini kita hanya mengandalkan DAK saja, walaupun ada dari APBD, tetapi (angkanya) masih sedikit,” papar Panca. (Islah)