DI usianya yang baru empat tahun, Aninda Revita divonis oleh dokter mengidap penyakit leukimia. Revita anak dari pasangan suami istri (pasutri) Sri (32) dan Nuryadi (32), selama tiga tahun berjuang menjinakkan penyakit tersebut.
Selama proses penyembuhan, selaku orangtua, Sri dan Nuryadi terus berusaha untuk mencari dana bantuan. Bahkan mereka rela meminjam utang demi kesembuhan buah hatinya.
Menurut penuturan Sri, keadaan Revita kini sudah mulai membaik, tidak seperti tiga tahun sebelumnya, Revita yang berusia tujuh tahun sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Meskipun keadaan sudah membaik, Revita meski harus melakukan Kemoterapi ke Rumah Sakit yang berada di Jakarta.
“Alhamdulillah sudah membaik mas, tapi mesti tetap menjalani kemoterapi. Surat kemonya juga ada. Jadi sudah ada jadwalnya berangkat ke Jakarta untuk kemo,” ungkap Sri, kepada Suara Cirebon terkait perkembangan Revita di kediamannya di Desa Gamel Kecamatan Plered, Rabu (6/11).
Tidak hanya terus melakukan kemoterapi, Revita pun harus masih mengkonsumsi obat setiap harinya. “Obat masih terus minum tiap hari, obat kemo, jadi kalau kemo tuh, 5 minggu di rumah 2 minggu di Jakarta. Kalau di Jakarta sampai diinfus, sebelum obat habis saya sama suami harus ke Jakarta,” kata Sri.
Dikatakan Sri, Revita meski harus melakukan kontrol ke Jakarta dalam jangka waktu lima minggu sekali. “Saya langsung ke Jakarta kontrol, terus minta obat lagi, kalau hasilnya bagus bisa lanjut kemo, Kalau udah bagus semua nanti diresepin lagi buat perawatan di rumah,” paparnya.
Diakui Sri, kondisi Revita saat mengalami sakit parah ketika usia empat tahun tujuh bulan, kini Revita sudah beranjak ke usia tujuh jalan. Meski sudah terlihat sehat secara fisik, kesehatan Revita masih tetap harus dipantau.
“Selama dua atau tiga tahun proses penyembuhan sampai dengan sekarang, ya memang secara fisik Revita baik-baik saja. Tapi kata dokter kesehatannya harus tetap dipantau, jangan sampai kecapean dan terkena virus. Karena tubuh Revita masih rentan sekali, kebentur sedikit aja langsung lembab,” katanya.
Demi kesembuhan Revita, Sri dan suami rela sampai mengutang ke bank, pinjam kepada orang-orang terdekat. “Ya sampai ngutang ke bank-bank, ke orang tua sama mertua dan saudara lainnya. Ya kepengen anaknya (Revita) sembuh,” kata Sri.
Jika kemoterapi yang dilakukan Revita tidak lanjut, kata Sri akan menimbulkan kanker kembali, itu yang ditakuti oleh Sri dan sumi. Sedangkan butuh tiga kali kemo lagi untuk penyembuhan total untuk Revita.
“Takutnya kanker nya tumbuh lagi, kata Dokter, jadi harus dirisen dulu kemonya nanti dievaluasi dengan pengambilan tulang sumsum belakang. Nanti dicek di lihat kalau hasilnya bagus tinggal kontrolnya saja. Kata dokter sih selama lima tahun proses pengobatan nya,” tuturnya.
Sementara itu, suami Sri, Nuryadi mengatakan selama proses penyembuhan Revita selama tiga tahun belakang ini, pihaknya sudah mengeluarkan biaya kesehatan sebanyak Rp80 juta lebih. “Kalau kemo sih dari BPJS kelas tiga, tapi dari pemerintah daerah saya tidak dapat,” katanya.(M Surya)