Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, H Eman Sulaeman, Senin (12/10), menyampaikan, setiap hari BPBD masih menyalurkan bantuan air bersih untuk 14 Desa di Kabupaten Cirebon.
“Untuk kejadian kekeringan di Kabupaten Cirebon, sampai hari ini sudah melanda 35 desa di 18 kecamatan. Walaupun hujan sudah sempat turun tapi belum merata. Tapi ini yang kekeringan, kurang air bersih malah nambah, karena cuacanya termasuk extrim,” ujar Eman.
Menurut Eman, berdasarkan data yang masuk hingga akhir bulan Oktober 2019, BPBD Kabupaten Cirebon sudah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 4 juta liter. Jumlah tersebut, kata Eman, melonjak lebih dari 200 persen jika dibandingkan penyaluran bantuan air bersih pada tahun sebelumnya, yakni 1,7 juta liter.
“Berarti lonjakannya 100 persen lebih. Desa yang terdampak tahun kemarin hanya 29 desa, tapi sekarang sudah mencapai angka 35. Belum lagi masih ada (tambahan) desa-desa yang memohon air kepada kami,” kata Eman Sulaeman.
Di akui Eman, kendala dalam penyaluran bantuan air bersih adalah karena kurangnya armada. Saat ini, armada yang digunakan sebanyak 6 unit merupakan armada milik tiga instansi, yakni milik BPBD sendiri, milik Dinas Sosial dan PDAM. Seharuanya armada disiapkan untuk kegiatan tersebut minimal 10 unit. “Karena sampai saat ini, setiap hari ada 14 desa yang harus dikirim,” sambung Eman.
Masih menurut Eman, jumlah 4 juta liter air bersih yang dikirim untuk masyarakat terdampak itu merupakan bantuan yang disalurkan oleh BPBD dan PDAM saja. Jika jumlahnya ditambah dengan bantuan dari pihak swasta, komunitas dan lembaga atau instansi lain, maka angkanya diperkirakan mencapai 5 juta liter.
“Dari lembaga, swasta maupun komunitas juga ada seperti PMI ACT, LPPNU, dewan masjid dan instansi lain seperti kepolisian, TNI, Brimob dan swasta sebagian dari Indomaret. Di wilayah timur di Gebang, PT-PT di sana turut membantu tapi hanya untuk di wilayah Gebang saja. Itu yang sudah koordinasi dengan kita. Jadi 4 juta liter itu hanya dari BPBD dan PDAM saja. Kalau dihitung dengan pihak swasta dan komunitas, ya lebih dari 4 juta liter, hampir 5 jutaan,” paparnya.
Eman memastikan penyaluran bantuan air bersih untuk masyarakat yang terdampak akan dihentikan pada akhir November ini.
Untuk menekan kekurangan air bersih ketika kemarau panjang kembali terjadi di masa mendatang, BPBD bersama Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) akan mensosialisasikan pemanfaatan air dengan memanen air hujan saat musim penghujan tiba. Caranya dengan memasukkan air hujan ke sumur bio pori.
“Ya memang hanya untuk lebih memperlambat kekurangan air bersih minimalnya. Jadi (selain) memanen air hujan, (juga) menanami pohon di sekitar rumah. Terus halaman rumah itu jangan di pelur, pakai paving blok saja karena air hujan pergi begitu saja, tidak terserap oleh tanah,” jelas Eman.
Selain itu, kedepan BPBD Kabupaten Cirebon, khususnya pihak pencegahan dan kesiapsiagaan bersama FPRB akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesiapsiagaan menghadapi musim hujan maupun musim kemarau. (Islah)