Pengawas pusat ujian tersebut, Sri Ani SKM MKM menjelaskan, ujian yang diikuti 135 mahasiswa kesehatan di Cirebon ini menggunakan sistem Computer Base Test (CBT) dan dilangsungkan selama 3 hari. Untuk hari pertama untuk melakukan persiapan dan dua harinya pelaksanaan ujian.
“Kalau alasan kenapa lokasi ujiannya di IAIN Cirebon ini saya kurang tahu, tapi mungkin karena di sini fasilitasnya cukup memadai dan sesuai untuk menjadi tempat ujiaannya,” kata Sri kepada Suara Cirebon di sela-sela kegiatan.
Pihaknya mengakui, dengan ditunjang sarana dan prasarana serta kerjasama tim di IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang cukup baik, pelaksanaan ujian kompetensi tersebut dapat berjalan lancar dan tanpa ada kendala yang berarti. Untuk itu, pascakegiatan ini pihaknya akan melakukan evaluasi dan mencoba kemungkinan untuk menjalin kerjasama lebih jauh dengan IAIN Cirebon.
“Saya nilai (IAIN Cirebon) ini bagus. Kesan-kesan selama melaksanakan kegiatan di sini, tempatnya memadai, timnya oke, kerjasamanya bagus. Kegiatan pun dapat terselenggara dengan lancar. Dari hasil evaluasi saya, mungkin nanti bakal ada kerjasama lebih lanjut, ucapnya.
Kepala TPIPD IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Darwan MKom mengungkapkan, pihaknya merasa bangga dengan ditunjuknya IAIN Cirebon sebagai tuan rumah penyelenggaraan uji kompetensi tersebut. Pasalnya, kata dia, kegiatan tersebut dilangsungkan dengan lintas kementerian, yaitu IAIN yang dibawah naungan Kementerian Agama, sedangkan kegiatan ini dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Ini merupakan suatu kebanggaan bagi IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Karena kami dipercaya untuk menyelenggarakan uji kompetensi bagi tenaga kesehatan dari Kemenristekdikti. Setelah ini mungkin ada kerjasama lebih lanjut. Dengan dilangsungkannya kegiatan ini semoga IAIN bisa lebih dipercaya lagi oleh masyarakat dan lembaga lain, seperti Kemenristekdikti, karena ini kan memang lintas kementrian,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr H Sumanta Hasyim MAg mengatakan, di bidang kesehatan pihaknya ingin menjalin kerjasama lebih jauh. Pasalnya, di lembaga yang ia pimpin ini telah memiliki poliklinik yang belum berjalan dengan maksimal. Sehingga jika kerjasama tersebut bisa terjalin diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarkat dalam bidang kesehatan.
“Alhamdulillah kita mendapat kepercayaan untuk bekerjasama dan memfasilitasi uji kompetensi ini. Kami juga ingin menjalin kerjasama lebih jauh terkait poliklinik kita, sehingga bisa meningkatkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan. Kita itu kan sudah punya poliklinik, tapi belum maksimal. Nah kita ingin memaksimalkan pelayanan itu, baik intra, yaitu mahasiwa, karyawan, dosen, dan ektranya yaitu untuk masyarakat, khususnya yang ada di sekitar kampus,” pungkasnya. (Arif)