Menurut salah satu peserta aksi, Radita (41), hingga saat ini panitia Pilwu belum menyerahkan hasil rekapitulasi penghitungan suara kepada Calwu nomor urut 2. Hal itu, kata Radita, membuat massa pendukung ingin tahu hasil akhir dari proses Pilwu di desanya.
“Sampai saat ini kami masyarakat belum tahu hasil rekapitulasi penghitungan suara Pilwu Desa Suranemggala Kulon. Makanya kami mau menanyakan kepada Camat karena sampai saat ini calon Kuwu Casudi belum menerima hasil rekapitulasi itu,” ujar Radita.
Di tempat yang sama, massa pendukung lainnya, Uci (34), menuding panitia melakukan kecurangan dalam Pilwu. Uci mengaku kesal, karena sebagai warga asli Desa Suranenggala Kulon dia tidak mendapatkan hak pilih dalam Pilwu tersebut.
“Ada kecurangan karena warga tidak dikasih surat undangan untuk memilih. Surat suara banyak, tapi yang nyoblos (justru) dari luar Desa Suranenggala, ada yang dari Jakarta juga,” kata Uci.
Pantauan Suara Cirebon di lokasi, aksi unjuk rasa yang banyak diikuti para ibu rumah tangga itu diwarnai aksi membanting dan merusak alat-alat perabotan rumah tangga seperti ember, panci, tempat makan nasi dan lainnya. Mulanya massa bersikeras ingin bertemu Camat guna mempertanyakan perihal tersebut.
Beruntung, aksi massa berhasil diredam oleh anggota Polsek setempat yang berjaga di kantor kecamatan, sehingga aksi mereka tidak sampai menimbulkan tindakan anarkis.
Menanggapi hal itu, Camat Suranenggala Indra Fitriana, menjelaskan, selaku Ketua Timwas tingkat Kecamatan dirinya melihat Pilwu di Desa Suranenggala Kulon sudah berjalan sesuai prosedur.
“Yang jelas kita tidak melakukan apapun. Kita laksanakan Pilwu sesuai aturan, bagaimanapun saya tidak berani melanggar aturan. Kalau saya macam-macam ya seperti apa jadinya. Insya Allah, kami dari Timwas Kecamatan melaksanakan kegiatan Pilwu, sudah sesuai apa yang diatur oleh Perbup,” ujar Camat.
Menurut Camat, hasil rekapitulasi penghitungan suara sudah disampaikan kepada Bupati Cirebon memalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon.
“Kita tidak bisa (ikut) ngerekap, hanya validasi verifikasi data. Kalau ada dicontreng, kalau enggak ada ya enggak dicontreng. Yang jelas kalau timwas, mau curang darimana wong kita pada saat penghitunganpun kita tidak ada disitu,” kata Camat Fitri.
Camat meminta masyarakat mengikuti penyelesaian sengketa Pilwu yang masih berlangsung di tingkat Kabupaten. “Proses sengketa sedang berjalan, silahkan ikuti. Saya enggak punya kewenanagan apa-apa,” ungkapnya. (Islah)