SUMBER, SC- Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon menjadikan sekolah di wilayahnya tanpa guru honorer. Bahkan Pemkab Cirebon tidak membutuhkan guru honorer. Hal itu terlihat dari formasi guru pada rekrutmen CPNS tahun 2019 di Kabupaten Cirebon tidak memberi ruang kepada guru honorer.
Padahal, keberadaan guru PNS dan non PNS di Kabupaten Cirebon tidak seimbang. Nasib guru honorer di Kabupaten Cirebon masih terus digantung. Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Cirebon, H Edin Suhaedin, mengatakan, banyak tugas-tugas guru PNS yang kerap ditanggung oleh non PNS. Sedangkan kesejahteraan guru non PNS sendiri belum diperhatikan.
“Ketika ada pembukaan pendaftaran CPNS, kuota untuk guru masih belum jelas. Bahkan tahun ini tidak ada kouta. Begitu juga nasib honorer yang kini telah berusia diatas 35 tahun,” ujar Edin, Selasa (19/11).
Menurut Edin, banyak honorer yang menanyakan ke PGRI perihal regulasi yang menutup nasib mereka. Jalur lain yang dibuka pemerintah membuka melalui Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K), hasilnya masih disanksikan. “Mereka yang sudah lulus belum ada kabar, kapan mulai pemberkasan. Nasibnya masih terkatung-katung,” kata Edin.
Untuk itu, kata Edin, PGRI meminta kepada Pemkab Cirebon agar honorer yang tidak tercover di P3K atau CPNS, agar dianggarkan kesejahteraan yang layak. “Honorer di Kabupaten Cirebon saat ini masih ada yang menerima gaji Rp100 ribu per bulan. Paling besarnya ada di kisaran Rp500 ribu rupiah,” paparnya.
Begitupun dengan Perda Penyelenggaraan Pendidikan yang menjadi cantolan atau payung hukum untuk peningkatan kesejahteraan honorer, kata Edin, masih belum jelas. “Itu juga (kabarnya) masih belum jelas,” ucapnya. Oleh karenanya, lanjut Edin, pihaknya menagih komitmen eksekutif dan legislatif berkaitan dengan kesejahteraan honorer di Kabupaten Cirebon. Karena sampai saat ini nasib honorer belum memiliki kepastian.
Padahal, guru honorer sudah memberikan kontribusi luar biasa, namun perhatian kepada mereka masih belum setimpal. “Sudah banyak guru honorer yang mengeluh. Sebagai orang tua guru, saya tidak bisa tinggal diam. Kita akan terus sampaikan aspirasi itu,” ungkapnya. (Islah)